Krisis Populasi di Eropa dan Berkah dari Imigran
Tapi, Jerman tetap stabil. Perekonomiannya tetap bergerak. Kuncinya ternyata adalah para imigran. Ya, gelombang eksodus pengungsi Syria pada 2015 justru berbuah manis bagi perekonomian Jerman. Itu tidak terjadi di Bulgaria yang anti-imigran.
Presiden Bulgaria Rumen Radev menutup semua pintu perbatasan untuk imigran. Imigran yang melintasi Bulgaria dalam perjalanan dari Turki ke Jerman hanya lewat di negara Radev. ”Bulgaria tidak boleh menjadi jujukan imigran,” tegasnya.
Sikap keras itulah yang justru membuat perekonomian Bulgaria tertinggal dari Estonia dan Polandia. Padahal, dua negara yang dahulu sama-sama bekas Uni Soviet itu juga bukan negara kaya.
Estonia menempati urutan ke-14 negara populasi lanjut usia terbesar. Sedangkan Polandia ada di peringkat ke-9 negara dengan penyusutan populasi tercepat. Namun, keramahan mereka kepada imigran membuat mereka mampu bertahan. (hep/c10/pri)
Populasi penduduk di Eropa terus berkurang. Laju penyusutan tercepat terjadi di Bulgaria. Sikapnya yang anti-imigran ternyata justru mengundang masalah baru
Redaktur & Reporter : Adil
- Brasil Mempermalukan Inggris, Jerman Menampar Prancis
- Kanselir Jerman Minta Israel dan Hamas Setop Berperang selama Ramadan
- Kunjungi Jerman, Menaker Berharap Dapat Memperkuat Hubungan Diplomasi Ketenagakerjaan
- Menaker Apresiasi Badan Ketenagakerjaan Federasi Jerman yang Berminat Terima Perawat Indonesia
- Dunia Hari Ini: Para petani di Jerman Turun ke Jalan Memprotes Kenaikan Pajak
- Kabar Duka, Franz Beckenbauer Meninggal Dunia