Kritik Megawati ke Prabowo Tanda Perhatian Kakak ke Adik

Kritik Megawati ke Prabowo Tanda Perhatian Kakak ke Adik
Megawati Soekarnoputri (tengah) di sela sekolah calon legislatif PDI Perjuangan Angkatan III di Kantor DPP PDIP, Jakarta. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Dosen Ilmu Komunikasi Politik Universitas Indonesia Ari Junaedi memaknai pernyataan Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri terhadap orang-orang di sekeliling calon presiden Prabowo Subianto, sebagai kedalaman persahabatan kedua tokoh yang pernah maju bareng di Pilpres 2009 tersebut.

Ari menangkap kesan, Mega mengingatkan Prabowo agar lebih berhati-hati dalam berpolitik, tetap berjalan di rel kebenaran dan belajar dari pengalaman.

"Misalnya, ulah permainan Ratna Sarumpaet, sebetulnya kan bisa dijadikan pelajaran oleh Prabowo untuk selalu menelaah sebelum bertindak," ujar Ari kepada JPNN, Senin (19/11).

Pembimbing disertasi S3 di Universitas Indonesia ini juga meyakini, persahabatan Mega dengan Prabowo tidak akan berubah meski keduanya memiliki pandangan politik yang berbeda.

"Hanya orang-orang seperti Fadli Zon, Andre Rosiade, Ferry Juliantono di internal Gerindra atau Amien Rais, Zulkifli Hasan, Mardani Ali Sera, Hidayat Nur Wahid, Ferdinand Hutahean, Rizal Ramli, Fuad Bawazir, Tengku Zulkarnaen di eksternal Gerindra yang kerap 'memanasi' temperatur politik Prabowo," ucapnya.

Di sisi lain, menyatakan lebih setuju jika pesan Mega ke Prabowo juga dinilai sebagai perhatian kakak terhadap adik.

"Saya kira tanpa Prabowo, rivalitas demokrasi di Indonesia tidak akan berjalan. Jokowi tidak ada lawan kompetisi politik yang berimbang," katanya.

Meski demikian, Ari berharap rivalitas politik yang ada tidak dicemari dengan hoaks atau pernyataan sesat yang membodohi rakyat.

Pengamat menilai, tanpa Prabowo Subianto rivalitas demokrasi saat ini tidak akan berjalan.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News