Kritik YES, Harmonis NO

Kritik YES, Harmonis NO
Kritik YES, Harmonis NO

Hubungan politik sudah semestinya diwujudkan dalam check and balances yang kritis tetapi sehat. Bukan malah harmonis. Jika antar-capres berani "saling serang", justru pertanda kedewasan berpolitik dalam menciptakan demokrasi yang tulen dan mencerdaskan.

Politik tentu saja ada siasatnya. Politik bukan sejenis pertemuan dalam arisan kaum ibu. Jika Partai Demokrat sempat menggalang hubungan dengan PDIP, adalah sebuah tontonan bermutu. Lawan memang harus didekati, bukan dijauhi. Lagipula melumpuhkan lawan memang harus dari dekat, bukannya dari jauh.

Bila kemudian kedatangan Cahyo Kumolo, Pramono Anung dan Puan Maharani menemui SBY di Cikeas tak membuahkan hasil, memang tak setiap negosiasi politik berakhir dengan transaksi. Tapi setidaknya, atmosfer politik menjelang Pilpres 2009 sudah lebih bermutu dibanding menjelang Pilpres 2004 lalu.

Kita berharap besok lusa akan ada "kejutan-kejutan" baru lagi. Saling kritik, bila perlu saling menertawakan rival dengan humor yang tinggi. Sindiran dan lelucon yang tak berkelas tentu akan menuai ongkos politik yang buruk. Tangan mencencang, bahu memikul. Jangan salahkan bunda mengandung, wahai Bapak dan Ibu! (*)

KETIKA Presiden SBY dan Wapres JK terlihat mesra di layar televisi, Rabu (27/5), sungguh politik adalah sebuah "cabang kesenian". Keduanya


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News