Kronologis Insiden di Natuna yang Sampai Membuat TNI Siaga Tempur

jpnn.com, NATUNA - Direktur Operasi Laut Bakamla Laksamana Pertama Nursyawal Embun menceritakan kronologis insiden di perairan Natuna.
Menurut dia, Bakamla telah memantau pergerakan kapal-kapal nelayan Tiongkok berlayar di perairan dekat Natuna, Kepulauan Riau, sejak 10 Desember 2019.
Pada 15 Desember, kapal-kapal Negeri Panda itu masih berada di landas kontinen Indonesia. Bahkan kapal-kapal itu mematikan alat radar automatic identification system (AIS) mereka.
Bakamla langsung mengerahkan kapal KM Tanjung Datuk untuk memeriksa ke lokasi. "Akhirnya kami bertemu kapal-kapal itu tanggal 19 Desember. Kami lalu lakukan pengusiran, mereka mau nurut dan bergerak ke arah utara," ujar Nursyawal seperti dikutip dari Rakyat Merdeka rmco.id.
Namun, kapal-kapal ikan Tiongkok itu kembali lagi ke Natuna pada 23 Desember. Kali ini, jumlahnya banyak, mencapai 50 kapal. Puluhan kapal itu juga dikawal dua kapal penjaga pantai serta satu kapal perang Angkatan Laut Tiongkok jenis fregat.
Bakamla kemudian mengerahkan kapal KM Tanjung Datuk dan melakukan kontak via radio untuk meminta kapal-kapal itu keluar dari perairan Indonesia.
Namun, Tiongkok menolak. Mereka menegaskan itu adalah wilayah perairan dan penangkapan ikan mereka.
Saat itu, Bakamla hanya bisa melakukan pemantauan. "Kami mencegah perseteruan di tengah laut saat itu juga karena kami berhitung secara kalkulasi kemampuan mereka lebih kuat," ungkapnya.
Tiongkok bersikukuh tidak salah, dan menganggap wilayah di Natuna yang dimaksud tersebut merupakan teritori mereka.
- Realisasi Investasi Jakarta Triwulan I-2025 Capai Rp 69,8 Triliun, Tertinggi di Indonesia
- Ibas Tegaskan Indonesia dan Malaysia Tak Hanya Tetangga, Tetapi..
- KSAL Minta Tunggakan BBM TNI AL Rp 5,45 T ke Pertamina Diputihkan, Bahlil Berkata Begini
- Liburan Wu-Yi
- Soal Pembayaran Tunggakan Triliunan TNI AL, Menhan Singgung Kebijakan Tersentralisasi
- Rapat Bareng Menhan, Legislator Ungkit Utang Triliunan TNI AL