KTT G20 di Tengah Represi terhadap Warga Bali

KTT G20 di Tengah Represi terhadap Warga Bali
Para aktivis di Bali mempertanyakan dampak KTT G20 kepada masyarakat yang termarginalkan. (Reuters: Willy Kurniawan)

Dengan adanya penutupan jalur menuju lokasi G20, Eka juga terpaksa tidak bisa menghadiri upacara keagamaan di kampungnya.

Namun, ia mengaku tidak keberatan karena acara ini hanya akan berlangsung seminggu.

"Ini kan event yang bikin kita cukup bangga sebagai orang Indonesia, terutama karena di Bali diadakan acaranya," kata Eka.

"Kita benar-benar support sekali untuk event ini."

Kepala sekolah dan pemilik Lentera Hati School, Wahyu Prasetyaning Tyas mengatakan beberapa orangtua sempat merasa kritis terhadap keputusan belajar online saat pandemi.

Tapi tidak kali ini.

"Kami edukasi [anak-anak] bahwa kita harus bangga bahwa kita berada di Jimbaran. Saya jelaskan apa itu G20 dan kemudian dengan luar biasa mereka mengatakan 'Miss, berarti kita ikut serta'," katanya.

Pemerintah bukannya tidak tahu ada hal yang harus dikorbankan warga Bali.

Perhelatan KTT G20 menuai respon beragam dari warga Bali, dari yang mendukung sampai mengkritik

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News