Kuda Pacu Berenang di Pantai, Berendam Air Hangat, Dipijat

Kuda Pacu Berenang di Pantai, Berendam Air Hangat, Dipijat
Sejumlah pemuda membawa kudanya berenang ke tengah laut pantai Selingkuh, Ampenan, Kota Mataram, Rabu (15/11). Foto: IVAN/LOMBOK POST

Tentu bukan sembarang kuda. Khusus kuda pacu yang diturunkan untuk balapan. Mereka diperlakukan bak pelari yang harus selalu berada dalam kondisi siap untuk turun dalam lomba.

Tiap Rabu dan Jumat sore, misalnya, di Pantai Tanjung Karang di pesisir selatan Mataram, puluhan, bahkan ratusan, pemilik atau perawat turangga akan berkumpul. Bersama kuda pacu masing-masing, tentu saja.

Setelah kuda selesai diajak berlatih, menjelang matahari tenggelam, para pemilik atau perawat kuda pacu akan menarik pelana masing-masing.

Lalu mengelus-elus punggung si yangyangan, sebelum membawanya ke dalam air bergaram. Untuk apa? Berenang!

’’Berenang di pantai itu merupakan latihan napas bagi kuda pacuan. Seperti atlet lari atau penyanyi,’’ jelas Muhtar, pemilik kuda pacu asal Desa Sekarbela, Kecamatan Pagesangan, Mataram, kepada Lombok Post (Jawa Pos Group).

Pada Jumat sore pekan lalu (10/11) itu, Muhtar menjelaskan tradisi merendam kuda pacu di Lombok sembari merebus air.

Bukan untuk membikin kopi, melainkan untuk kuda pacunya. Seekor kuda betina berwarna merah dari Sumba. Tak jauh dari air yang akan mendidih, parutan jahe telah tersedia dalam wajan tembaga.

Kuda secara umum memang bagian tak terpisahkan dari keseharian warga di hampir seantero NTB.

Berenang di pantai itu merupakan latihan napas bagi kuda pacuan. Seperti atlet lari atau penyanyi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News