Kurikulum Baru Dinilai Memberatkan

Tenaga Guru Masih Kurang

Kurikulum Baru Dinilai Memberatkan
Kurikulum Baru Dinilai Memberatkan
BANJARMASIN – Penerapan kurikulum baru untuk mata pelajaran di SD dan SMP akan memberatkan. Pasalnya, pelaksanaan kurikulum baru tersebut akan terkendala dengan kurangnya tenaga guru. Apalagi di Kalsel, tenaga guru masih terlalu sedikit dan belum memadai. Meski secara kualitas, kurikulum yang baru ini dianggap lebih baik daripada kurikulum sebelumnya.

Anggota Komite III DPD RI, Habib Hamid Abdullah memperkirakan pelaksanaan kurikulum baru sekolah dasar hingga sekolah menengah dengan tenaga guru. “Ini bisa dilihat di mana sejumlah guru belum siap dengan perubahan kurikulum tersebut," ujarnya.

Namun demikian, dalam kurikulum yang baru tersebut Habib Hamid melihat substansi dan penekanan terhadap beberapa mata pelajaran bisa lebih baik daripada kurikulum sebelumnya. “Tapi kalau dilihat substansi perubahan kurikulum baru tersebut tampaknya cukup baik. Apalgi perubahan kurikulum SD, SMP dan SMA itu sudah melalui uji publik dan melibatkan banyak para pakar,” imbuhnya.

Sebagai contoh dalam mata pelajaran agama, pada perubahan kurikulum jam pembelajaran mengalami penambahan. Termasuk dalam hal pembinaan karakter anak-anak didik sebagai generasi bangsa, tampaknya lebih intens dibandingkan dengan kurikulum lama (sebelumnya). "Jadi dari segi substansi, dengan perubahan kurikulum tersebut sikap keagamaan dan karakter generasi bangsa benar-benar terbina dengan baik," ujarnya.

BANJARMASIN – Penerapan kurikulum baru untuk mata pelajaran di SD dan SMP akan memberatkan. Pasalnya, pelaksanaan kurikulum baru tersebut akan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News