Kurikulum Pendidikan tak Sesuai Jenis Pekerjaan Baru
Dia berharap hal tersebut dilakukan mengingat kondisi peserta didik di Indonesia sudah mengalami perubahan terutama dari sisi cara belajar minat kerja. Menurutnya, para peserta didik saat ini memiliki kecenderungan agar keinginan mereka didengar sehingga perlu model pembelajaran berbeda.
Di sisi lain, lanjutnya, kurikulum pendidikan yang ada masih bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang ada. Padahal sudah banyak pekerjaan yang tidak lagi relevan dan para peserta didik harusnya diberi ruang untuk menjadi pencipta pekerjaan baru.
“Ke depan akan sulit bagi kita untuk memprediksi lapangan pekerjaan. Maka, perlu cara berpikir dan kecakapan lain yang sumbernya dari C4 (Communication, Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and Innovation) agar anak mampu menciptakan jenis pekerjaan baru. Jenis pekerjaan dan profesi apa yang sudah lahir sekarang bukan diciptakan guru atau instansi pendidikan, tapi anak-anak. Mereka penciptanya,” tutupnya. (esy/jpnn)
Kurikulum pendidikan yang ada masih bertumpu pada pekerjaan-pekerjaan yang ada, padahal sudah muncul banyak jenis pekerjaan baru.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
- Kurikulum Merdeka: Layak Menjadi Kurikulum Nasional
- Kemendikbudristek Siapkan Permendikbud Penerapan Kurikulum Merdeka Secara Nasional, Ada Masa Transisi
- Pendidikan Induktif: Merajut Karakter Sekolah Menuju Potensi Optimal
- Sepanjang 2023, BSN Menetapkan 531 SNI Baru
- Buka 36th AAOU Conference, Rektor UT Ungkap Peran Teknologi Digital Dalam Pembelajaran
- Wakil Ketua MPR Dorong Pelaku UKM Tingkatkan Kualitas Produk Sesuai SNI