Kurs Rupiah di Titik Terendah, Apa Pemicunya?

Kurs Rupiah di Titik Terendah, Apa Pemicunya?
Uang Rupiah. Foto: JPNN

"Tapi kalau yang naik itu harga BBM subsidi, baru itu bisa lebih besar dampaknya terhadap inflasi. Tapi kalau pun yang bersubsidi itu naik, kami juga sudah mengantisipasinya sehingga tidak perlu mengubah angka target inflasi," ungkap Doddy.

Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, katalis positif dari dalam negeri masih minim, karena yang keluar baru data inflasi. Pasar saat ini tengah menunggu data ekspor impor.

"Masih adanya sentimen dari kenaikan lanjutan USD diperkirakan dapat kembali menghambat potensi pembalikan arah rupiah," katanya. Dia mengeatimasikan rupiah akan berherak pada kisaran support Rp 13.815 dan resisten Rp 13.720.

Anggota Komisi VII DPR Satya Widya Yudha menuturkan harga minyak dunia yang cenderung naik dan melemahnya nilai tukar rupiah akan mempengaruhi APBN 2018. Dengan kondisi dua hal itu pemerintah punya dasar untuk mengajukan perubahan postur APBN 2018

"Saya menyarankan paling tidak bulan April ini. Kita lihat kecenderungan kenaikan harga minyak, agar tidak salah prediksi," ujar Satya, kemarin (1/3).

Harga BBM selain premium memang murni diserahkan pada mekanisme pasar. jadi pertamax, pertalite dari Pertamina dan super dari 5hell akan mengalami kenaikan disaat harga minyak dunia naik.

Sementara solar disubsidi 500 rupiah per liter. Sedangkan premium, keputusan Pemerintah dan DPR harganya tdk disubsidi namun dievaluasi setiap 3 bulannya.

Meskipun, dia tidak yakin harga premium akan naik. "Saya lihat kemungkinan untuk naik kecil pada tahun politik ini," kata lagislator dapil Jatim IX itu.

Kurs Rupiah terhadap USD berada di titik terendah yakni sempat diperdagangkan Rp 13.810.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News