Kursi Dirjen Pajak Harus Diisi Sosok Profesional

Kursi Dirjen Pajak Harus Diisi Sosok Profesional
Dr. Ning Rahayu (SAF FIA UI), Prof. Dr. Haula Rosdiana (Wadek 1 FIA UI), Prof. Dr. Eko Prasojo,(Dekan FIA UI) dan Prof Mark Considine (Provost of Melbourne University). Foto: Istimewa for JPNN.com

Kemudian, calon Dirjen Pajak itu harus menguasai isu-isu pajak global seperti unicorn yang belum bisa ditarik pajaknya.

"Untuk masalah gender, tidak jadi persoalan. Dirjen pajak adalah kunci bagaimana bisa memenuhi mimpi besar pemerintah. Laki-laki atau perempuan bisa menjadi calon Dirjen Pajak Kemenkeu," kata dia lagi.

Intinya, kata Eko, harus dari kalangan profesional dan non partai, bebas kepentingan, dan bebas politik pencitraan.

Pengamat ekonomi Indef lainnya, Reza Hafiz mengatakan Dirjen Pajak yang baru harus orang paket lengkap.

Paket lengkap yang dimaksud memahami persoalan baik di tataran kebijakan maupun tataran teknis perpajakan.

"Periode lima tahun ke depan bisa dibilang periode pertaruhan bagi Direktorat Jenderal Pajak karena orientasi perpajakan saat ini tidak hanya penerimaan, tapi juga untuk mendorong daya saing. Nah, tugas ini memerlukan sosok yang paham kebijakan (insentif pajak) serta teknis perpajakan (SDM, sistem IT) yang mungkin menghambat iklim dunia usaha dan investasi," terang Reza.

Direktur Jenderal Pajak saat ini,Robert Pakpahan akan segera memasuki masa pensiun per 1 November 2019. Sejumlah nama kandidat kuat Dirjen Pajak telah bermunculan di media. Sebagian besar berasal dari Kementerian Keuangan sendiri. (esy/jpnn)

 

Dirjen Pajak saat ini Robert Pakpahan akan segera memasuki masa pensiun per 1 November 2019, penggantinya harus sosok profesional.


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News