Kyrgyzstan Tutup Pangkalan AS
Kamis, 05 Februari 2009 – 06:23 WIB
BISHKEK - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk meneruskan misi antiteror di Afghanistan, terhalang Kyrgyzstan. Kemarin (4/2), pemerintahan Presiden Kurmanbek Bakiyev sepakat menutup pangkalan militer AS yang ada di wilayahnya. Selama ini, pangkalan militer itu berfungsi sebagai pos pengiriman logistik penting bagi pasukan Barat yang bertugas di Afghanistan.
Rencana penutupan tersebut diumumkan Bakiyev di Moskow, usai menemui sejumlah pejabat penting Rusia. "Parlemen akan mempertimbangkan rencana itu lebih matang dalam pertemuan Kamis (hari ini)," ujar Jubir pemerintah Marat Kydyraliyev, seperti dikutip Agence France-Presse kemarin (4/2).
Baca Juga:
Berita itu langsung mengundang reaksi AS dan negara-negara sekutunya. Mereka menuding Kremlin berada di balik keputusan Bakiyev tersebut. Pasalnya, konon, Rusia segera mengirimkan bantuan finansial ke Negara Asia Tengah itu. Apalagi, belakangan Moskow mengaku cemas dengan kehadiran militer AS di sekitarnya. Namun, Rusia membantah. "Ini murni keputusan pemimpin Kyrgyzstan, tidak ada hubungannya dengan pemimpin Rusia," tandas Deputi PM Sergei Ivanov.
Kedutaan AS di Kota Bishkek mengaku tidak menerima surat pemberitahuan apa pun dari pemerintah setempat terkait rencana penutupan pangkalan militer yang dihuni sedikitnya 1.00 personel pasukan asing itu. Langkah mereka untuk membahas isu tersebut dengan pemerintah Kyrgyzstan juga belum membuahkan hasil. "Upaya diskusi masih akan berlanjut. Ada banyak program dan agenda yang akan kami bahas dengan pemerintah Kyrgyzstan," sebut Kedutaan dalam pernyataan tertulisnya, seperti dilansir Reuters. (hep/ami)
BISHKEK - Keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama untuk meneruskan misi antiteror di Afghanistan, terhalang Kyrgyzstan. Kemarin (4/2),
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Soal IUU Fishing, RI Tidak Perlu Berkompromi dengan Vietnam
- Jemaah Islamiyah Kembali Berulah, Dua Polisi Malaysia Tewas di Markas
- Tahan Bantuan untuk Israel, Joe Biden 'Dihajar' DPR Amerika
- Stafsus Kementerian Investasi Pradana Soroti Ketidakadilan Kerja Sama Antarnegara
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Biadab Warga Sipil Israel di Perbatasan Gaza
- KBRI Seoul Ungkap Tantangan untuk Mewujudkan Bebas Visa ke Korsel