Laba Bank BUMN Meningkat Pesat

Terapkan Strategi Tekan Biaya Dana

Laba Bank BUMN Meningkat Pesat
Laba Bank BUMN Meningkat Pesat

jpnn.com - JAKARTA - Krisis yang menerpa pada pertengahan tahun ini belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis perbankan pelat merah. Bahkan, pada periode kuartal ketiga tahun ini, secara keseluruhan bank BUMN masih membukukan pertumbuhan profit hingga double digit.

Misalnya, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mencetak laba bersih Rp 12,8 triliun, atau meningkat dari periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy) Rp 11,1 triliun. Direktur Utama Bank Mandiri Budi Gunadi Sadikin menerangkan, pemacu pertumbuhan laba bersih perusahaan hingga 15,1 persen yoy itu, antara lain, penyaluran kredit yang mencapai Rp 450,8 triliun.

"Kami pertahankan margin di level 5,4 persen, dengan menekan cost of fund (biaya dana). Hingga akhir tahun ini prediksi kami biaya dana bisa turun 10 basis poin," tuturnya di Jakarta, Rabu (30/10).

Dia memaparkan, pertumbuhan kredit terjadi di seluruh segmen bisnis, terutama pada sektor mikro, kecil, dan menengah. Hingga September 2013, kredit ke segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) tumbuh 21,8 persen menjadi Rp 61,6 triliun.

Secara total, dia menyebutkan, pertumbuhan kredit Bank Mandiri mencapai 24 persen. "Tingginya kre­dit ini karena ada efek kurs. Terjadi peningkatan kurs terhadap pinjaman dana pihak ketiga. Tapi, penyaluran kredit tanpa efek kurs hanya 20 persen," terangnya.

Budi menargetkan, hingga akhir tahun ini kredit Bank Mandiri hanya bergerak di kisaran 19-20 persen. Jumlah itu lebih rendah daripada target awal tahun di posisi 20-22 persen. "Tahun depan kami perkirakan hanya 15-20 persen," jelasnya.

Sementara, PT Bank BRI (Persero) Tbk mencatat laba bersih setelah pajak tertinggi di antara bank BUMN lainnya, yakni Rp 15,2 triliun, atau naik 17,01 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).

"Pencapaian laba bersih tersebut merupakan hal yang sangat positif di tengah kondisi makro ekonomi global dan domestik yang kurang kondusif. Ini disebabkan dalam triwulan ketiga ada tren kenaikan suku bunga dan inflasi," ungkap Direktur Utama Bank BRI Sofyan Basir.

JAKARTA - Krisis yang menerpa pada pertengahan tahun ini belum berdampak signifikan terhadap pertumbuhan bisnis perbankan pelat merah. Bahkan, pada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News