Laeli Mutilan Pernah Punya Jabatan Penting di Pemira UI

Laeli Mutilan Pernah Punya Jabatan Penting di Pemira UI
Screenshot dokumen Laporan Pertanggungjawaban Pemuri UI 2014. Screenshot

jpnn.com, JAKARTA - Tersangka kasus pembuhunan dan mutilasi, Laeli alias LAS (27) ternyata pernah menjadi pejabat penting di organisasi kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI). Tak tanggung-tanggung, pelaku pemutilasi itu pernah menjadi Ketua Pemilihan Raya (Pemira) yang merupakan KPU-nya UI. 

Berdasarkan dokumen yang diterima JPNN.com, Laeli pernah menjabat sebagai Ketua Pemira 2014. Namun, di tengah periode kepemimpinan, yaitu pada 2 Desember 2014, Laely dihentikan dari jabatannya.

Menurut dokumen itu, Laeli mundur karena adanya keberpihakan Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) UI terhadap salah satu kandidat yang maju di Majelis Wali Amanat UI Unsur Mahasiswa (MWA UI UM).

Salah satu sumber yang menjadi pengurus Pemira 2014 membenarkan Laeli merupakan Ketua Pemira 2014.

"Ya, benar," kata dia kepada JPNN.com, Senin (21/9).

Dalam Laporan Pertanggungjawaban (Lpj) Pemilihan Raya IKM UI 2014 disebutkan bahwa Laeli Atik Supriyatin jurusan Geografi Fakultas MIPA angkatan 2012 itu tidak melaporkan Lpj. Pasalnya, Laeli sudah diberhentikan DKM UI sebagai Ketua Pemira 2014.


Sejumlah pengurus pun mengambil langkah yang sama dengan Laeli atau tidak melaporkan Lpj-nya. Di antaranya Wakil Ketua Panitia, Sekretaris Umum 1 serta 2, dan Koordinator Bidang 1 (Acara dan Debat Publik, Kampanye).

Dalam dokumen itu juga, Laeli digantikan oleh Mohammad Ardan Makarim Corny, jurusan Teknik Fakultas Teknik Sipil angkatan 2011. Dia menjadi Plt Ketua Pemira 2014 menggantikan Laely.

Nomor telepon Ardan pun tertera dalam dokumen tersebut. Saat dikonfirmasi, pesan yang diberikan JPNN.com sempat dibaca oleh Ardan, tetapi tak berapa lama, Ardan memblokirnya.

Dalam dokumen Lpj itu, Ardan menuliskan adanya situasi yang memanas di ujung pelaksanaan Pemuri 2014. Salah satunya ialah terpilihnya Abdelhaq Setya Subarkah, mahasiswa Fakultas Farmasi angkatan 2011 sebagai anggota MWA UI UM saat melawan Delly Permana.

Dituliskan bahwa Laeli keberatan dengan keberpihakan DPM UI terhadap Abdelhaq sehingga membuatnya terpilih.

Sumber JPNN.com menyebut tidak mengetahui Laeli menjagokan siapa saat menjabat sebagai Ketua Pemira. Namun, dia menyebut ada gejolak pro dan kontra keberpihakan dalam kepengurusan saat itu.

"Masalah Laeli menjagokan siapa pada saat itu juga saya tidak pernah bertanya, karena dalam kepanitaan sendiri juga memiliki pandangan politik masing," kata dia.

Seperti diketahui, Laeli dan kekasihnya, Djumadil atau DAF melakukan pembunuhan serta memutilasi korban, RHW di Apartemen Pasar Baru Mansion, Jakarta Pusat pada 9 September lalu.

Laeli berperan membujuk RHW mau berhubungan seperti suami istri. Ketika Laeli dan RHW sedang bercumbu, DAF beraksi. Kekasih LAS itu menghantamkan batu bata ke kepala RHW.

Selanjutnya DAF dan LAS menusuk RHW. Ketika RHW sudah tak bernyawa lagi, kedua pelaku memutilasinya menjadi 11 bagian.

DAF dan LAS lantas memasukkan potongan tubuh korban ke dalam tas keresek dan koper. Selanjutnya, mayat korban disimpan di lantai 16 di salah satu tower di Apartemen Kalibata City.

Saat ini polisi telah menjerat pelaku dengan Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana. Polisi juga menerapkan jerat lain, yakni Pasal 338 juncto Pasal 365 KUHP karena motivasi DAF dan LAS menghabisi RHW ialah menguasai barang-barang berharga milik korban.(tan/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

Pelaku mutilasi, Laeli alias LAS ternyata cukup aktif berorganisasi saat kuliah di Universitas Indonesia. Dia pernah menjadi ketua di salah satu lembaga UI yang bergengsi.


Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News