Laga Liga 2 Tengah Pekan Bikin Resah
Fakta tersebut yang membuat banyak klub mulai menunjukan keresahannya.
CEO Persijap Jepara Esti Puji Lestari mengatakan, keresahan para klub itu sejatinya sudah disampaikan saat manager meeting di Makostrad, Jakarta, 30 April lalu. "Tapi, apa yang kami sampaikan semuanya mental," kata Esti.
Dengan begitu, Esti mengungkapkan bahwa mereka tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa pasrah dengan keputusan yang sudah diambil oleh federasi tersebut.
Padahal, lanjut Esti, Senin sampai dengan Kamis adalah hari dimana mayoritas penduduk Jepara mencari uang karena berstatus sebagai buruh harian.
Nah, dengan mayoritas pertandingan yang berlangsung di Senin-Kamis itu, Esti menyebutkan bahwa, akan terjadi dua dampak besar di kota Jepara saat Liga-2 berlangsung.
Pertama adalah, besar kemungkinan akan ada banyak perusahan rumahan yang tidak bisa berproduksi maksimal karena ditinggal para buruhnya untuk menonton pertandingan.
Namun, di sisi lain, bisa jadi klub harus menerima pil pahit dengan sepinya penonton lantaran para suporter mereka harus terjebak dengan rutinitas kerja.
"Jadi, bukan saja kami harus berjuang untuk tidak masuk dalam kelompok besar tim yang terdegradasi, tapi juga harus memutar otak lebih keras untuk pertandingan di tengah pekan tidak sepi penonton," papar Esti.
Keresahan sudah mulai dirasakan para peserta kompetisi Liga 2 yang akan digelar pada 19 April mendatang.
- Delegasi Universitas Trisakti Raih Special Award dalam Kompetisi WYIE
- DAIKIN Proshop Designer Award 2024 Resmi Digelar, Beri Tantangan Ekspresikan Ide Ruang Hidup Ideal
- Kualifikasi Piala Dunia 2026: PSSI Jual Tiket Terusan Laga Indonesia vs Irak & Filipina, Cek Harganya
- PSSI Mengecam Aksi Rasis Fan Timnas Indonesia ke Pemain Guinea
- DAIKIN Proshop Designer Awards Kembali Gelar Kompetisi Tahunan, Begini Penjelasannya
- Karena Erick Thohir, Hanung Bramantyo Kembali Cinta Sepak Bola