Lagi, Lahir Bayi Kembar dengan Kepala tak Sempurna

Lagi, Lahir Bayi Kembar dengan Kepala tak Sempurna
Bayi kembar dari pasangan Sri Wahyuni dan Dianto. Foto: Jawa Pos/JPG

GRESIK - Pasangan Sri Wahyuni dan Dianto terkejut anak kedua mereka yang baru lahir ternyata berkepala dua. Selama sembilan bulan kehamilan, tak sekali pun pasangan asal Kelurahan Indro, Kebobas, Gresik, itu melakukan tes ultrasonografi (USG) pada janinnya.

Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ibnu Sina, Dianto terlihat sangat terpukul. Buruh pencari batu kerikil untuk bahan bangunan itu tidak kuat menahan air matanya. Lelaki 32 tahun tersebut terlihat shock. Trauma.

Sri Wahyuni idem ditto. Perempuan 33 tahun tersebut adalah penjual jus buah di kawasan eks PKL bundaran Gresik Kota Baru (GKB). Tapi, selama kehamilan, ladang penghasilannya terganggu. Ada penggusuran. Karena itu, perempuan asal Sumatera tersebut tidak bisa berjualan lagi.

Kondisi ekonomi Dianto memang tergolong kurang mampu. Tapi, dia mengaku bahwa istrinya tidak pernah mengalami masalah selama kehamilan. Hanya penggusuran PKL di kawasan bundaran GKB yang membuatnya tertekan.

Selama sembilan bulan kehamilan, Sri Wahyuni tidak pernah memeriksakan kondisi kesehatan bayinya. Dia merasa tidak ada masalah pada janin yang sedang dikandungnya.

"Penginnya juga menjadi kejutan untuk keluarga," ungkapnya.

Nah, proses kelahiran itu berawal pada Senin malam (8/8). Sri Wahyuni merasakan perutnya sakit. Mereka lantas pergi ke puskesmas alun-alun. Dokter di puskesmas hanya menyatakan bahwa posisi si bayi sungsang. Lalu, pukul 04.30 kemarin Sri dirujuk ke RSUD Ibnu Sina.

Empat dokter spesialis langsung turun tangan. Mereka adalah dua dokter spesialis anestesi, satu dokter kebidanan dan kandungan (obstetri dan ginekologi), serta satu dokter anak.

Sri pun harus menjalani operasi pukul 08.00-09.00. Tim dokter sempat mengalami kendala saat proses persalinan. "Sempat kesusahan saat mengeluarkan kepala bayi," ujar dr Yulia Arisanti SpOG.

Dokter Santi, sapaannya, menuturkan bahwa kondisi tersebut seharusnya bisa diketahui sejak dini. Tujuannya, persiapan sebelum operasi bisa lebih matang. "Karena itu, perlu skrining (USG, Red) secara berkala. Paling tidak mulai usia kandungan tiga bulan," terangnya.

Berdasar analisis, bayi tersebut seharusnya lahir kembar. Namun, terjadi pemisahan yang tidak sempurna saat bayi berada di dalam kandungan. Penyebabnya belum bisa dipastikan.

Saat dilahirkan, bayi sempat menangis. Namun, hanya satu kepala di sisi kanan yang menangis. Sementara itu, kepala kiri hanya melihat ke atas. Bayi tersebut terlihat sehat.

Dianto langsung shock saat melihat kondisi anak keduanya itu. Air matanya tidak bisa ditahan lagi. Tubuhnya terlihat lemas. Pria berambut panjang tersebut berjalan ke luar ruangan dengan kondisi penuh duka.

Sementara itu, Sri masih dalam masa pemulihan pasca persalinan. Kondisinya tidak sadarkan diri hingga pukul 15.00. Setelah siuman, pihak keluarga belum menceritakan kondisi bayinya.

Untuk memastikan kondisi organ bayi, dilakukan foto rontgen pada pukul 13.00. Hasilnya, jumlah organ dalam bayi hanya satu. Mulai jantung, paru-paru, lambung, hingga hati.

Dokter spesialis anak, dr Wiweka Merbawani SpA, mengatakan bahwa foto rontgen itu merupakan hasil sementara. "Harus dipastikan lagi melalui CT-scan," jelasnya.

Wiweka menyatakan, kondisi klinis bayi tergolong stabil. Hanya kondisi fisiknya yang tergolong tidak normal. Bayi tersebut memiliki dua tulang punggung dan dua pasang tulang rusuk.

Kepala bidang pelayanan medik RSUD Ibnu Sina Maftukhan mengatakan, tim dokter menemukan adanya gejala parapagus asfiksia pada bayi. Parapagus adalah kondisi kembar siam dengan bagian bawah tubuh menyatu.

Asfiksia adalah kegagalan napas atau kesulitan pernapasan. Pengangkutan oksigen ke jaringan tubuh pun terganggu. Ditengarai, ada gangguan fungsi pada paru-paru.

Maftukhan menyatakan, pihaknya sudah berkonsultasi dengan RSUD dr Soetomo. Namun, hingga kemarin sore belum ada konfirmasi. "Jadi, belum bisa dipastikan tindakan yang akan dilakukan," tuturnya.

Saat ini tim medis hanya berusaha mempertahankan kondisi bayi. Sebab, tindakan lebih lanjut hanya bisa dilakukan di RSUD dr Soetomo. "Jika pihak keluarga setuju (dirujuk, Red), akan diupayakan," katanya.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Gresik sudah menyiapkan surat pernyataan miskin (SPM). Surat tersebut akan digunakan untuk berobat ke RSUD dr Soetomo.

"Karena yang terdaftar BPJS kan ibunya. Jadi, agar bisa mendapat penanganan gratis di RSUD dr Soetomo, harus ada SPM," tutur Plt Kepala Dinkes Gresik Nurul Dholam. (adi/c6/dos/flo/jpnn)

 


GRESIK - Pasangan Sri Wahyuni dan Dianto terkejut anak kedua mereka yang baru lahir ternyata berkepala dua. Selama sembilan bulan kehamilan, tak


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News