Laksanakan Amanat Presiden Jokowi, Efisiensi Belanja Meskin Pertanian Rp1,2 Triliun

Laksanakan Amanat Presiden Jokowi, Efisiensi Belanja Meskin Pertanian Rp1,2 Triliun
Menteri Pertanian Andi Amran (topi putih) saat sedang mencoba alat mesin pertanian (alsintan) modern. Foto dok Kementan

“Harga rice transplanter sebelum implementasi e-catalog senilai Rp 76 juta, sementara pada saat pemberlakuan e-catalog 2015, harganya menjadi lebih murah yaitu senilai Rp 63 juta. Begitu pun untuk combine harvester besar, dari Rp 380 juta menjadi Rp 337 juta,” papar Edhy.

Dalam proses e-catalog, diungkap Edhy, terjadi negosiasi harga yang terekam jelas secara elektronik dan transparansi serta akuntabel. Semua pihak dapat mengawasi pengadaan dengan sistem e-katalog, karena sistem tersebut melalui Lembaga Kebijakan Pengadaaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP).

Langkah untuk mendigitalkan layanan penyediaan alsintan sepertinya menjadi salah satu jalan yang paling pas untuk dipilih oleh Kementerian Pertanian. Walaupun belum semua layanan mampu ter-cover dengan baik dalam sistem digital yang ada saat ini, setidaknya sistem e-Katalog yang diimplementasikan di Kementerian Pertanian telah membuktikan manfaatnya dengan penghematan biaya belanja pemerintah hingga 40%.

Menurut Edhy, sistem tender elektronik yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015 telah memberikan kinerja yang cukup baik dalam hal penghematan. Ia menyebutkan penghematan biaya ini didapat di antaranya lantaran kita tidak perlu lagi harus mengeluarkan budget lebih untuk biasa transportasi dan akomodasi untuk menghampiri pihak-pihak yang berminat ikut tender atau lelang.

Kebijakan digitalisasi dalam pengadaan alsintan ini turut berpengaruh terhadap peningkatan level mekanisasi pertanian di Indonesia. “Pada tahun 2014, level mekanisasi pertanian hanya 0,14. Pada tahun 2018 kemarin meningkat signifikan menjadi 1,68,” jelas Edhy.

Kementan telah menguji efisiensi lima alsintan yang berbasis teknologi 4.0, yaitu atonomous tractor, robot tanam, drone sebar pupil, autonomous combine, dan panen olah tanah terintegrasi.

“Kelima alsintan berbasis teknologi 4.0 ini bila dibandingkan alsintan konvensional meningkatkan efisiensi waktu kerja berkisar 51 hingga 82 persen. Sementara efisiensi biaya berkisar 30 hingga 75 persen,” beber Edhy.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman saat meresmikan Program Pertanian 4.0 di Desa Junwangi, Sidoarjo, Jawa Timur, Sabtu (29/6), menyampaikan bahwa teknologi 4.0 diimplementasikan di pertanian Indonesia sesuai arahan Presiden Jokowi. Diharapkan pemanfaatan Pertanian 4.0 dapat meningkatkan efisiensi waktu kerja dan efisiensi biaya secara signifikan, serta memberikan keuntungan bagi petani.

Pertanaman dan panen komoditas utama seperti padi dan jagung secara khusus dikembangkan pemanfaatan mekanisasi dengan alat mesin pertanian (alsintan) modern.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News