Langkah Koreksi Presiden Bidang Kehutanan Mulai Dinikmati

Langkah Koreksi Presiden Bidang Kehutanan Mulai Dinikmati
Presiden Jokowi didampingi Menteri LHK Siti Nurbaya saat menghadiri Festival KPH di kawasan Hutan Pinus Mangunan, Dlingo, Bantul, Yogayakarta Jumat (28/9/2018). Foto: Humas KLHK

Dalam acara pameran tersebut, juga digelar job fair usaha hutan. Dimana sekitar 58 perusahaan membuka skitter 6.646 lapangan kerja, masing-masing untuk 2.061 S1/D3 dan 4.585 SMK/SMA.

Sebanyak 35 perusahaan juga menyerahkan secara simbolis beasiswa kepada 1.108 siswa SD, 381 siswa SMP, 900 siswa SMA, dan 3.222 mahasiswa.

KLHK mencatat KPH terbaik yakni KPH Kerinci Jambi, KPH Yogyakarta, KPH Lakitan Bukit Cogong Sumatera Selatan, KPH Kondilo Kaltim, KPH Dolago Tanggunung Sulteng, KPH Rinjani Barat Bali-Nusra, dan KPH Biak Numfor. Sementara penghargaan pembina KPH terbaik diberikan kepada Gubernur DIY dan Gubernur NTB.

KLHK juga menyerahkan Sarpras KPH kepada Gubernur DIY berupa kendaraan roda empat 2 unit, roda dua 5 unit dan alat mesin kantor. Sejak tahun 2015, sebanyak 321 KPH se Indonesia telah mendapatkan 105 unit gedung kantor, 51 unit kendaraan roda empat, 361 unit kendaraan roda dua dan tiga, serta bantuan lainnya dengan total mencapai Rp 130,4 miliar.

Penghargaan juga diberikan kepada pengusaha dengan kinerja baik dalam oengelolaan hutan lestari dengan kriteria tatas batas, areal kerja yang mantap, rencana kerja usaha 10 tahun, prasarana antisipasi kebakaran hutan dan lahan serta kelengkapan tenaga teknis dan pembinaan masyarakat. Tercatat 3 HPH terbaik, 3 HTI terbaik dan 9 industri berbasis kehutanan terbaik.
Dalam acara yang sama, KLHK juga menyerahkan penghargaan kepada pengumpul Xylarium terbesar yaitu Universitas Riau, Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Timur, Dirut Perum Perhutani.

Selain itu dilakukan Launching Wood ID/Alat Identifikasi Kayu Otomatis (AIKO) serta Xylarium Bogoriense 1915 bersama Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dengan Kemenristekdikti.

AIKO merupakan hasil sinergi Kementerian LHK dengan LIPI melalui Program Insentif Riset Sistem Inovasi Nasional (INSINAS) Kemenristekdikti yang mampu memangkas waktu identifikasi kayu yang selama ini memerlukan waktu 1-2 minggu menjadi hanya dalam hitungan detik ini penting untuk penentuan/ konfirmasi jenis kayu komersial, termasuk perlunya untuk hal-hal terkait penegakan hukum.

Xylarium Bogoriense merupakan perpustakaan kayu yang saat ini dimiliki Indonesia dan terus dikembangkan oleh Kementerian LHK dan telah diakui oleh International Association of Wood Anatomist (IAWA) sebagai Xylarium Nomor 1 Dunia, dengan koleksi spesimen kayu sebanyak 192.395. Sebagai pembanding Xylarium Belanda 125.000 spesimen, USA 105.000 spesimen, dan Belgia 69.000 spesimen.(jpnn)


Presiden Jokowi bercerita, saat baru menjabat sebagai Presiden Indonesia, ia sedih melihat masyarakat sekitar hutan justru terabaikan kesejahteraannya.


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News