Laporan Baru: Generasi Muda Australia Lebih Toleran

Sekitar 20 persen warga Australia setuju dengan pandangan menolak masuknya pendatang berdasarkan agama mereka. Tapi angka ini turun hingga 8,1 persen di kalangan anak muda berusia 18-24 tahun.
Hanya dibawah 45 persen kalangan anak muda yang setuju dengan pandangan Christensen, dibandingkan dengan 36 persen yang menerima Muslim secara positif.
Tapi tidak semua keadaan membaik
Keseluruhan warga Australia yang mengaku telah mendapat perlakukan diskriminasi karena ras dan agama mereka telah meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun sejak survei dilakukan. Yakni dari 9 persen di tahun 2007, menjadi 20 persen saat ini.
Lebih dari satu dari anak muda berusia 18-24 tahun mengatakan jika mereka telah diperlakukan berbeda karena warna kulit, etnis, dan agama mereka.
Tahun 2017 ini, angka tersebut menjadi yang salah satu yang terendah dalam hal kohesi sosial secara keseluruhan, terutama dalam hal merasa diabaikan oleh masyarakat.
Saat ditanya apakah mereka merasa dari bagian Australia, hanya 67 persen yang setuju sampai batas tertentu. Angka ini di tahun 2007 mencapai 96 persen.
Kepercayaan pada politisi
Anak-anak muda paling memiliki kepercayaan pada politik, dengan 37 persen warga berusia 18-24 tahun merasa politisi telah "hampir selalu" atau "seringkali" melakukan hal yang benaruntuk negara. Dibandingkan dengan angka 28 persen dari populasi lainnya.
Mereka juga tidak terlalu merasa jika sistem pemerintahan Australia membutuhkan perombakan besar-besaran.
- Apa Arti Kemenangan Partai Buruh di Pemilu Australia Bagi Diaspora Indonesia?
- Dunia Hari Ini: Presiden Prabowo Ucapkan Selamat Atas Terpilihnya Lagi Anthony Albanese
- Mungkinkah Paus Baru Datang dari Negara Non-Katolik?
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina