Larang Konser Gaga, Polri Dinilai Gamang

Larang Konser Gaga, Polri Dinilai Gamang
Larang Konser Gaga, Polri Dinilai Gamang
Ketiga, kata Hasanudin, negara telah gagal menjaga semangat pluralisme di Republik ini. Menurutnya, seni adalah seni yang harus dipandang sebagai karya.  “Andaikan ada yang kurang diterima oleh sebagian masyarakat, selesaikanlah dengan cara bermartabat, bukan dengan cara ancaman , intimidasi , atau tindakan kekerasan . Semoga ini menjadi pembelajaran yang baik untuk Polri kedepan,” tuntasnya.

Seperti diberitakan, Polda Metro Jaya akhirnya tidak mengeluarkan izin bagi konser Lady Gaga di GBK Senayan Jakarta, 3 Juni mendatang. Keputusan itu diambil setelah polisi mendapat masukan dari sejumlah ormas.

Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto di Jakarta, Senin (14/5), menyatakan bahwa pihaknya mendapat berbagai masukan yang intinya menolak Lady Gaga menggelar konser. Alasannya, karena busana Lady Gaga yang cenderung mengumbar aurat.

"Gerakannya juga erotis merangsang lawan jenis. Selain bisa merusak moral bangsa, hal ini juga bertentangan dengan UU Pronografi," jelas Rikwanto. Meski demikian Rikwanto membantah jika pelarangan terhadap konser Lady Gaga itu karena desakan dari sejumlah ormas Islam. Rikwanto justru menyebut salah satu pertimbangan untuk melarang konser Lady Gaga justru dari masukan Majelis Ulama Indonesia dan DPR. (boy/jpnn)

JAKARTA - Politisi PDI Perjuangan, TB Hasanudin menilai keputusan Polri yang melarang konser Lady Gaga  di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan,


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News