Larung Buto, Ritual Tolak Balak Merapi

Larung Buto, Ritual Tolak Balak Merapi
Larung Buto, Ritual Tolak Balak Merapi
MUNGKID-- Seniman yang tinggal di wilayah Gunung Merapi punya cara unik untuk meredam bahaya letusan. Buto (raksasa jahat) penghuni merapi yang diyakini sebagai pembawa bencana dilarung (dihanyutkan, red) di Sungai Blongkeng yang berhulu di Gunung Merapi dan berhilir di laut selatan dalam sebuah ritual.

Ritual bertajuk Sesaji Syukur Merapi ini dilakukan oleh Agus Merapi seniman sekaligus tokoh spiritual dari Kecamatan Srumbung. Sebelum dilarung, Buto Merapi yang disimbulkan melalui sebuah lukisan di atas kanvas bergambar makhluk halus dan mengerikan itu, diadakan ritual terlebih dahulu.

Dalam prosesi ritual, seluruh perangkat sesaji berupa makanan hasil bumi dan dupa disusun menghadap ke arah Gunung Merapi. Tujuh lukisan dipasang memutar di sekitaran sesaji itu. Diantaranya lukisan Mbah Marijan, Dewi Gadung Melati (dewi kesuburan), Buto Merapi, dan empat diantarnya lukisan berupa gunung merapi saat mengeluarkan lahar panas. Semua lukisan merupakanb hasil karya Agus Merapi. "Tujuh dalam bahasa jawa artinya pitu atau pitulungan (pertolongan, red). Jadi kita memohon kepada pembuat merapi untuk diberikan keselamatan dan kesejahteraan," kata Agus.

Setelah semua perangkat tertata, Agus mulai menjalankan aksinya. Gerakan berupa tari-tarian dan penghormatan kepada Gunung Merapi satu persatu dikerjakan secara berurutan. "Ritual tadi sebagai bentuk pemberian persembahan kepada para penghuni merapi," kata dia. Ini juga termasuk rasa syukur kita telah diberikan keselamatan. Sehingga terhindar dari mara bahaya yang oleh warga setempat disimbulkan oleh seorang buto

MUNGKID-- Seniman yang tinggal di wilayah Gunung Merapi punya cara unik untuk meredam bahaya letusan. Buto (raksasa jahat) penghuni merapi yang diyakini

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News