Laskar Ganjar - Puan Mencurigai Koalisi 3 Partai hanya Alat Bargaining Politik

Laskar Ganjar - Puan Mencurigai Koalisi 3 Partai hanya Alat Bargaining Politik
H. Mochtar Mohamad. Foto: Dokumentasi pribadi

Selain itu, Mochtar juga menyinggung bahwa koalisi tiga partai semata-mata gerbong kosong, sebab para pemilihnya cenderung memilih nama lain di luar partainya. Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan, misalnya, jadi salah figur digemari pemilih partai tersebut.

Survei Charta Politika menyebut, 26,8 persen pemilih Golkar, 16,7 persen pemilih PAN DAN 12 persen pemilih PPP memilih Ganjar Pranowo.

Sementara 24,1 pesen pemilih Golkar, 38,9 persen pemilih PAN, 24,0 persen pemilih PPP memilih menjatuhkan pilihan politiknya ke Anies Baswedan.

"Kalau melihat data survei Charta Politika tanggal 10 sampai dengan 17 April 2022, pereperensi pemilih tiga partai ini tergerus oleh dua kandidat capres Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan," paparnya.

Kembali soal koalisi tiga partai, Mochtar menilai bisa saja lahir atas sepengetahuan Jokowi. Apalagi koalisi ini lahir dari koalisi besar pemerintah. Jika itu yang terjadi, maka bisa saja hal ini dimainkan oleh satu anggota jabinet Jokowi. Namun, jika tidak diketahui, maka pantas bagi Jokowi me-reshuffle para pembantunya dalam hal ini menteri yang kinerjanya kurang memuaskan. 

"Pantas mereka di-reshuffle, karena persoalan ekonomi bangsa tahun ini merupakan terparah sepanjang kepemimpinan Jokowi," kata dia.

Mochtar menambahkan, seharusnya Kabinet Jokowi fokus mengatasi masalah ekonomi.

Mengacu pada data survei, ada tiga persoalan besar yang harus diatasi diantaranya, masalah kenaikan harga bahan bahan pokok sampai 47,6 persen kemiskinan 22,1 persen, pengangguran 11,1 persen. "Yang merasakan kenaikan harga bahan bahan pokok 97 persen," ujarnya. Data ini menjadi peringatan kepada kabinet Jokowi agar berhati-hati menghadapi turbelensi politik kalau tidak fokus mengatasinya," paparnya.

Laskar Ganjar - Puan mencurigai koalisi tiga partai, Golkar, PPP dan PAN hanya jadi alat bargaining politik di tengah isu reshuffle kabinet.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News