'Laut Bukanlah Pemisah': Kapal KRI Bima Suci Disambut Meriah di Australia

'Laut Bukanlah Pemisah': Kapal KRI Bima Suci Disambut Meriah di Australia
Para awak kapal melakukan aksi "dress the yards" di tiang kapal perahu saat datang dan meninggalkan pelabuhan. (Foto: Koleksi Port of Townsville)

"Ketika kami sampai di Townsville, kami benar-benar bahagia, sangat bersemangat ... dan kami berdoa mengucapkan rasa syukur atas kedatangan kami," katanya.

Kedatangan kapal laut mungkin mengejutkan penduduk setempat, tapi ratusan warga yang penasaran sudah berbondong-bondong ke pelabuhan Townsville untuk menyaksikan keberangkatan perahu hari Rabu.

Perjalanan dipandu bintang-bintang

KRI Bima Suci menempuh perjalanan sekitar 91 hari yang dimulai di Indonesia, Singapura, dan Malaysia sebelum berhenti di Townsville, Sydney, Cairns, dan Darwin.

Ada 209 awak kapal dalam perlayaran tersebut, lebih dari setengahnya adalah taruna yang diharapkan mempelajari keterampilan bernavigasi secara tradisional saat berlayar, yakni dengan melihat dan mengamati bintang.

Cadet Rjocco mengatakan mereka menentukan posisi kapal setiap pagi dan malam menggunakan sextant, atau instrumen angkatan laut analog yang digunakan untuk menghitung sudut objek astronomi dan cakrawala.

"Navigasi dengan astronomi penting bagi kami saat ada kemungkinan masalah dengan perahu," katanya.

"Mungkin jika kita terdampar di laut dan kita tidak tahu di mana posisi kita, kita bisa menggunakan bintang untuk menavigasi pelayaran."

'Laut bukanlah pemisah'

Mereka juga dilengkapi dengan peralatan navigasi darat begitu mereka tiba di pelabuhan, salah satunya adalah sepeda lipat untuk setiap anggota.

Saat tiba di pelabuhan Townsville, para taruna berdiri di tiang kapal KRI Bima Suci, yang langsung disambut oleh ratusan warga setempat

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News