Lawan Tunisia, Youngster Inggris Dibayangi Kegagalan Nigeria

Lawan Tunisia, Youngster Inggris Dibayangi Kegagalan Nigeria
Dele Alli (tengah) saat latihan timnas Inggris. Foto: AFP

Soal tekanan, Southgate menganggap di mana pun dan membela tim mana pun, pressure pasti ada. ''Ini soal ekspektasi, ambisi, dan mimpi suatu negara. Mustahil jika ingin tanpa punya tekanan,'' klaim Southgate yang punya 57 caps timnas Inggris saat masih aktif bermain itu.

Dari beberapa aspek, ada kelemahan dengan pemain muda. Walaupun di satu sisi pemain muda lebih enerjik dan inovatif. Permainan labil dan faktor emosional yang bikin waswas Inggris. Labil seperti Jesse Lingard, dan makin komplet ada pada diri Dele Alli. Selain masih angin-anginan, performa Delstroyer juga sering dibumbui aksi-aksi yang tidak sportif dan emosional.

Alli bahkan pernah disanksi UEFA tiga laga setelah mengacungkan jari tengah ke fans di laga tandang lawan Slovakia dalam Kualifikasi Piala Dunia 2018. Dikutip dari situs resmi FIFA Alli menyebut secara mental dia dan rekan-rekannya sudah lebih matang. ''Terserah orang ingin berkata apa, kami percaya pada diri kami sendiri,'' klaim pemain yang dua kali menyabet award sebagai Pemain Muda Terbaik versi Asosiasi Pesepak Bola Profesional Inggris (PFA), di musim 2015-2016 dan 2016-2017 itu.

Rekan setim Harry Kane dan Eric Dier di Tottenham Hotspur itu menganggap youngster Inggris tahun ini datang ke Rusia untuk bersenang-senang. ''Jangan sebut sampai di mana kami akan melaju di turnamen ini, kami hanya ingin menikmati waktu bersama-sama, meletakkan ke jalur yang benar semua energi kami, sejauh yang kami mampu,'' beber Alli yang baru memiliki 25 caps timnas Inggris itu. (ren)


Selain Nigeria dan Prancis, pasukan Inggris di Piala Dunia 2018 merupakan tim termuda.


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News