LBGT Juga Ada di Budaya Asli Indonesia, Ini Contohnya

LBGT Juga Ada di Budaya Asli Indonesia, Ini Contohnya
Irawan Karseno. Foto: dok jpnn

jpnn.com - JAKARTA--Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bahkan menurut Ketua Dewan Kesenian Jakarta Irawan Karseno, ‎jumlah LGBT di Indonesia sudah separoh penduduk.

"Saya tegaskan di sini, LGBT bukan hasil adopsi budaya barat. LGBT di Indonesia sudah ada sejak nenek moyang kita ada," ujar ‎‎Irawan kepada JPNN, di sela-sela National Workshop on the Periodic Reporting of the UNESCO 2005 Convention on the Protection and Promotion of the Diversity of Cultural Expressions‎ di Jakarta, Selasa (1/3).

Dia  menyontohkan kultur budaya Jawa, Sulawesi yang menampilkan tokoh laki-laki layaknya perempuan. Seperti Semar yang dianggap perwujudan Tuhan, digambarkan sebagai laki-laki tapi ada payudaranya. Demikian juga bissu di Bugis, laki-laki tapi menyukai laki-laki. Ludruk di Surabaya yang diperankan laki-laki tapi menjadi perempuan. Ada juga warok di Ponorogo yang pacarnya harus laki-laki agar tetap sakti.
 
"Jadi kultur budaya kita sudah tidak asing lagi dengan LGBT. Seperti warok Ponorogo, bila dia menikahi perempuan, kesaktiannya akan berkurang. Demikian juga ludruk tidak bisa diperankan perempuan, yang bisa ya para banci," tuturnya. (esy/jpnn)


JAKARTA--Lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di Indonesia sudah ada sejak ratusan tahun lalu. Bahkan menurut Ketua Dewan Kesenian Jakarta


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News