Esai Sejarah

Lebih dari Sekadar Hari Valentine

Lebih dari Sekadar Hari Valentine
Seorang bocah membawa Bendera Merah Putih di Sungai Kalianyar, Solo, Kamis, 17 Agustus 2017. Ilustrasi Foto: Arief Budiman/Radar Solo/JPNN.com

D. Augustus, keponakan Julius Caesar yang menggantikan kedudukannya mengganti bulan ke delapan dalam kalender masehi dengan namanya.
 
Pada masa Kaisar Augutus inilan Virgil si penulis The Aenid hidup (70-19 sebelum masehi).
 
Hingga hari ini, faktanya, nyaris seluruh dunia—termasuk Indonesia—menggunakan kalender ala Romawi. Dan turut serta pula, latah merayakan sejumlah momentum sejarah mereka.

Termasuk Valentine’s Day, yang bermula pada peritiwa 14 Februari 269 masehi itu juga berpangkal dari peristiwa yang terjadi pada masa Kekaisaran Romawi.
 
Puan dan tuan, bukankah leluhur bangsa Indonesia juga punya penanggalan sendiri? Punya juga sejarah, pun legenda yang tak kalah hebat. Tapi, kenapa tidak mendunia?
 
Jangan-jangan yang ditulis Virgil dalam The Aenid benar adanya? Bahwa Dewa-Dewa memang sudah mentakdirkan bangsa yang ditegakkan sisa-sisa orang Troy lah penguasa dunia.
 
Tapi…masa sih? Bukankah di bawah langit yang ini alam raya bermusim-musim, dan dunia senantiasa berganti rupa. Boleh jadi, ke depan giliran kita… (wow/jpnn)


Alangkah hebatnya bangsa Latin. Kalender mereka mendunia, kita memakainya. Aksaranya pun mendunia. Kita juga memakainya. Sejarah dan legendanya mendunia. Kita ikut pula merayakannya. Valentine's Day misalnya, yang dirayakan hari ini 14 Februari. Siapa seb


Redaktur & Reporter : Wenri

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News