Lemhannas RI Menyiapkan Metodologi Penghitungan Kapasitas Geopolitik
Tema ini sangat relevan apabila dikaitkan dengan perkembangan lingkungan strategis yang ditandai dengan persaingan yang makin ketat.
Selain itu, disertai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang makin maju yang menuntut negara beradaptasi sesuai zamannya.
“Krisis ini juga memaksa banyak pihak mengalibrasi hubungan internasional. Namun, di saat yang bersamaan dengan makin besarnya pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ketiadaan interaksi fisik cenderung mendisrupsi cara hidup termasuk geopolitik negara,” kata Wakil Gubernur Lemhannas RI Mayjen TNI MS Fadhilah.
Lemhannas sebagai organisasi yang menganut manajemen modern mengembangkan kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional menuju era geopolitik 5.0.
Karena itu, diperlukan kepemimpinan ideal di dalam menyongsong kehidupan di era baru kepemimpinan negara yang ideal.
Dengan kepemimpinan strategis berbasis ketahanan nasional, Indonesia diharapkan memiliki visi bersama untuk mewujudkan Indonesia yang lebih baik pada 2045.
Selain orasi ilmiah, Lemhannas RI meluncuran 57 buku karya alumni Lemhannas RI.
“Tidak hanya 57 buku, sebenarnya lebih. Angka 57 ini mencocokkan peringatan HUT Ke-57 Lemhannas RI,” lanjut Fadhilah.
Lemhannas RI menyiapkan metodologi penghitungan kapasitas geopolitik dengan menggunakan dua metode
- Aset Bank bjb Tembus Rp 202,5 Triliun di Tengah Tantangan Perekonomian Indonesia
- PGN Optimalkan LNG Bantu Kebutuhan Energi Industri untuk Hadapi Risiko Geopolitik
- Pakar Sebut Prabowo Mampu Lanjutkan Strategi Geopolitik Jokowi
- Ekonom Ungkap Amunisi untuk Mempertahankan Rupiah
- FiberStar-BDDC Menjalin Kolaborasi Tingkatkan Keamanan & Jaringan Keuangan
- Cegah Dampak Konflik Timur Tengah pada Indonesia, Pemerintah Harus Siapkan Langkah Cepat