Lesu, Pengusaha Bioskop Sebut Ini Alasan Masyarakat Takut Nonton Film

Lesu, Pengusaha Bioskop Sebut Ini Alasan Masyarakat Takut Nonton Film
Pengusaha bioskop ungkapkan alasan masyarakat tak mau nonton film. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

Djonny mengatakan, kapasitas jumlah penonton yang dibatasi hanya 50 persen bukan hal yang mempengaruhi kunjungan bioskop.

"Kami pelajari juga kondisi sosial masyarakat di sekitar dan sebagainya. Vaksinasi ini sebenarnya punya harapan besar untuk perbioskopan. Kalau sudah divaksin semua, orang-orang akan punya keyakinan dan percaya diri untuk datang," ujar Djonny.

Sementara itu, Djonny mendukung upaya yang dilakukan oleh para insan film Indonesia yang melayangkan surat terbuka untuk Presiden Joko Widodo. Menurutnya, pemerintah harus mendukung industri film seperti pada sektor bidang lainnya.

"Bioskop ini kan memberikan kontribusi buat kas daerah tapi sekarang belum ada stimulan lah, bantuan lah, kasihan soalnya dia punya karyawan cuma sepertiga yang lainnya kita rumahin," kata Djonny.

Djonny optimistis jika vaksinasi berjalan lancar, maka akhir tahun industri perfilman dan bioskop akan pulih akhir tahun ini.

"Bioskop juga enggak cengeng tapi mudah-mudahan ada perhatian dari pemerintah untuk karyawan kita ini yang dirumahkan. Yang dikhawatirkan kan malah tutup permanen bioskopnya, malu dong sama internasional," pungkas dia. (antara/jpnn)

Bioskop Indonesia telah dibuka sejak Oktober 2020, tetapi jumlah penontonnya tetap tidak banyak, hanya berkisar 10-15 persen dari keadaan normal.


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News