Lesu, Pengusaha Bioskop Sebut Ini Alasan Masyarakat Takut Nonton Film

Lesu, Pengusaha Bioskop Sebut Ini Alasan Masyarakat Takut Nonton Film
Pengusaha bioskop ungkapkan alasan masyarakat tak mau nonton film. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Bioskop Indonesia telah dibuka sejak Oktober 2020, tetapi jumlah penontonnya tetap tidak banyak.

Ketua Gabungan Pengusaha Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI), Djonny Syafruddin mengatakan alah satu alasannya adalah banyak orang masih takut untuk datang.

Hal itu, menyebabkan pemasukan bioskop rata-rata hanya 10-15 persen dibandingkan dengan keadaan normal.

"Pertama, penonton masih ragu datang karena banyak ahli dan sebagainya suka nakut-nakutin sehingga masyarakat jadi khawatir. Kedua masalah ekonomi, sekarang kan kami tahu lagi susah," ujar Djonny di Jakarta, Sabtu (6/3).

Dia memaparkan, faktor selanjutnya yang membuat bioskop masih sepi pengunjung adalah sedikitnya film yang diputar.

Banyak rumah produksi yang tidak mau ambil risiko untuk memutar filmnya di tengah pandemi, sehingga beberapa bioskop memutuskan untuk menampilkan film lama.

"Film-film nasional belum berani masuk ke pasar bioskop karena banyak pertimbangan-pertimbangan kayak kapasitas penonton 50 persen. Nah film internasional ada 1-2 yang berani terjun payung istilahnya," kata Djonny.

"Tapi 'Doraemon' sudah mau dua minggu tayang, dibandingkan dengan film yang lain-lain hasilnya masih bagus, artinya ini memberi semacam harapan," imbuh Djonny.

Bioskop Indonesia telah dibuka sejak Oktober 2020, tetapi jumlah penontonnya tetap tidak banyak, hanya berkisar 10-15 persen dari keadaan normal.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News