Letkol Piper

Oleh: Dahlan Iskan

Letkol Piper
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com - Pilot itu tidak mau menyalakan lampu di landasan, padahal sudah jam 8 malam. Sudah gelap. Tidak pula ada cahaya bulan.

Ia pilih menerbangkan pesawat pribadinya dalam kegelapan seperti itu.

Satu menit setelah terbang, pesawat balik arah, melewati atas bandara itu lagi. Lalu... pyaaaang...menabrak bukit. Mental.

Baca Juga:

Menabrak bukit satunya lagi. Hancur. Pilotnya tewas. Demikian juga Amy, istrinya. Pun dua anak laki-lakinya yang masih berumur 11 dan 8 tahun. Cures. Satu keluarga.

Di bandara ini semuanya serba-dilakukan sendiri. Oleh pilot. Self service. Termasuk kalau harus isi bahan bakar.

Kalau perlu penerangan pun harus menyalakan listrik sendiri. Termasuk lampu landasan.

Baca Juga:

Ini hanya bisa terjadi di Amerika Serikat. Di bandara-bandara kecil. Di pedalaman. Termasuk di Canyonlands Regional Airport di dekat kota kecil Moab ini.

Anda sudah tahu di mana Moab: di dataran tinggi Utah, 4 jam naik mobil dari Salt Lake City. Ke arah tenggara.

Satu menit setelah terbang, pesawat balik arah, melewati atas bandara itu lagi. Lalu... pyaaaang...menabrak bukit. Mental. Menabrak bukit satunya lagi. Hancur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News