Lho, Kok Tes Urine Andi Arief di RSKO Negatif?

jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta telah melakukan tes urine terhadap mantan Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat (PD) Andi Arief yang sempat diciduk polisi karena kasus sabu-sabu. Hasilnya, urine mantan staf khusus kepresidenan itu negatif dari narkoba.
Namun, Badan Narkotika Nasional (BNN) tak terkejut dengan hasil tes urne Andi oleh RSKO yang berbeda dari Bareskrim Polri. Sebab, sebelumnya Polri menyatakan urine Andi positif mengandung metamfetamin.
Menurut Kabag Humas BNN Kombes Sulistyo Pudjo Harono, perbedaan hasil tes urine itu merupakan hal wajar. Apalagi, tes urine oleh RSKO dilakukan beberapa hari setelah Andi ditangkap.
“Biasanya setelah memakai itu ada masa tidak terbaca, baik yang diambil darah, air seni atau rambut,” beber Pudjo, Jumat (8/3). Baca juga: Andi Arief Mestinya Dibui ketimbang Direhabilitasi, Begini Analisisnya
Perwira Polri dengan pangkat tiga melati di pundak ini menjelaskan, kandungan narkoba dalam darah bisa terdeteksi antara satu hingga dua hari. Sementara kandungan narkoba dalam air seni bisa tiga hari.
Namun, yang paling lama adalah kandungan narkoba dalam rambut. “Paling lama bertahan biasanya ada di rambut, lima hari,” tuturnya.
Hasil tes urine atas nama Andi Arief di RSKO Jakarta.
Seperti diketahui, polisi menangkap Andi di kamar Hotel Peninsula, Jakarta Barat pada Minggu lalu (3/3). Saat itu polisi melakukan tes urine yang hasilnya positif narkoba.
Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) Jakarta telah melakukan tes urine terhadap Andi Arief yang pada Minggu lalu (3/3) diciduk polisi karena kasus sabu-sabu.
- Demokrat Laporkan Ketua Pengadilan Tinggi Sulut ke MA dan Kejagung, Ada Apa?
- Oknum Pegawai BNN Ditahan Jaksa terkait Narkoba
- Dor, Dor, Dor! Oknum Polisi Ini Terkapar Ditembak Petugas BNN
- Dipimpin Irjen I Wayan Sugiri, BNN dan Bea Cukai Musnahkan Ladang Ganja 3 Hektare di Aceh
- Bea Cukai dan BNN Berkolaborasi, Gagalkan 1,8 Kg Ganja di Sulteng
- Hari Kartini; Annisa Pohan Mendorong Pemberdayaan Perempuan di Sektor Ekonomi