Lieus: Pak Jokowi Berubah, Sifat Aslinya Kelihatan

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma heran dengan pernyataan calon presiden Joko Widodo ketika menyampaikan pidato politik di Stadion Kridosono, Yogyakarta, Sabtu (23/3). Dalam pidatonya ketika itu, Jokowi menyebut, siap melawan dan tidak akan diam terhadap serangan yang diterimanya selama 4,5 tahun.
"Pertanyaannya, siapa yang mau dia lawan? Rakyatnya sendiri?” kata Lieus Sungkharisma kepada, Selasa (26/3).
Saat ini, kata Lieus, Jokowi banyak berubah jika dibandingkan ketika menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Kala menjabat gubernur, Jokowi memiliki pribadi yang baik dan santun.
"Kini Pak Jokowi sudah berubah 180 derajat. Pernyataannya di Yogyakarta itu tanpa sadar telah menunjukkan sifat aslinya. Menunjukkan jati diri dia yang sebenarnya,” ujar Lieus.
BACA JUGA: Lieus: Spanduk Tolak Jenazah Ahokers Itu Aspirasi Warga
Dia menilai, pernyataan Jokowi di Yogyakarta tidak bijaksana. Calon presiden sekaligus menjabat sebagai kepala negara, tidak patut mengeluarkan pernyataan seperti itu.
"Jika memang dia merasa difitnah, ya buktikan saja fitnah itu tidak benar. Sikap itu justru semakin menunjukkan Pak Jokowi bukan seorang negarawan," ungkap Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (KomTak) ini.
Jokowi, dalam dugaan Lieus, belum siap secara mental dan intelektual memimpin Indonesia. Sebab, Jokowi terkesan terbawa perasaan ketika menerima sebuah kritik.
Koordinator Forum Rakyat Lieus Sungkharisma heran dengan pernyataan calon presiden Joko Widodo ketika menyampaikan pidato politik di Stadion Kridosono
- Eks KSAL Ini Anggap Gibran bin Jokowi Tak Memenuhi Kriteria Jadi Wapres RI
- Roy Suryo Ungkap Ironi Laporan Jokowi, Dilayangkan Saat Hari Keterbukaan Informasi
- Gus Din Apresiasi Jokowi Membuat Laporan ke Polisi Soal Ijazah Palsu
- 5 Berita Terpopuler: Ada Uang Setoran Masuk, Banyak NIP CPNS & PPPK Terbit, Memalukan dan Tidak Elegan
- Polisi Didesak Proses Laporan Jokowi soal Kasus Ijazah Palsu
- Jokowi Lapor Polisi, Roy Suryo: Peneliti Seharusnya Diapresiasi, Bukan Dikriminalisasi