Lihat, Bupati Lumajang Sampai Sulit Berkata, Panasnya Masih Terasa Sekali

Lihat, Bupati Lumajang Sampai Sulit Berkata, Panasnya Masih Terasa Sekali
Warga melihat aliran lahar panas atau awan panas di kawasan Besuk Kobokan, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Selasa (1/12). Sejumlah truk, alat berat penambang pasir terendam aliran lahar panas berupa pasir dan akses jalan antarkecamatan di Lumajang terputus. Foto: ANTARA/Seno/Um

jpnn.com, LUMAJANG - Bupati Lumajang Thoriqul Haq meminta masyarakatnya tetap waspada karena sampai Selasa (1/12) sore tadi, kondisi lahar panas terjadi di daerah aliran sungai (DAS) dampak dari peningkatan aktivitas Gunung Semeru yang terjadi dini hari tadi.

"Berdasarkan hasil pantauan di lapangan, pasir panas di DAS tingginya sudah sekitar 30 meter dari dasar sungai. Wajib bagi siapa saja mewaspadainya dan tidak berada di sekitar DAS," ujarnya di sela memantau aktivitas Gunung Semeru di Lumajang, Selasa siang.

Dia meminta penambang pasir tak melakukan aktivitas, begitu juga warga selalu berhati-hati dan tak berada di kawasan DAS melakukan kegiatan apa pun.

"Dikhawatirkan ada letupan sekunder terjadi. Apalagi kalau sewaktu-waktu hujan yang tentu arusnya ke mana-mana sehingga semua harus waspada, terutama masyarakat di sekitar DAS," ucapnya.

Bupati Thoriq mengaku mendapat laporan dan penjelasan dari Pos Pantau bahwa aktivitas di Gunung Semeru pada Senin pukul 23.55 WIB masih normal atau sebagaimana hari-hari biasanya.

Namun, mulai pukul 1.23 WIB, guguran awan panas sudah mulai terlihat hingga jaraknya 1 kilometer, dan peningkatan cukup signifikan sejak pukul 1.45 WIB.

Awan panas sekaligus percikan api, kata dia, ditambah letupan dari Gunung Semeru berkali-kali hingga sampai pada pukul 4.33 WIB.

"Hampir tiga jam awan panas disertai dengan letusan kawah Gunung Semeru," kata mantan anggota DPRD Jatim tersebut.

Thoriqul Haq meminta masyarakatnya waspada terkait kondisi lahar panas dampak dari aktivitas Gunung Semeru.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News