Lihat Survei SMRC, Putri Gus Dur Jadi Yakin Isu Kebangkitan PKI Tidak Laku

Lihat Survei SMRC, Putri Gus Dur Jadi Yakin Isu Kebangkitan PKI Tidak Laku
Alissa Wahid. Foto: Istimewa for JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Koordinator Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menilai dua hal dari temuan Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) dengan judul Penilaian Publik Terhadap Isu Kebangkitan PKI. Terutama terkait 14 persen responden SMRC yang setuju kebangkitan PKI di tanah air.

Menurut Alissa, hal pertama yang bisa dibaca dari temuan itu yakni isu kebangkitan PKI rupanya tidak laku sebagai komoditas politik.

Sebab, kata dia, angka 14 persen tadi tergolong stabil dan tidak berubah sejak SMRC menggelar survei terkait isu tersebut pada 2016.

"Stabil artinya bisa dibunyikan datanya bahwa ini propaganda yang tidak laku. Kenyataannya begitu-begitu saja," ujar dia saat SMRC membeberkan hasil survei secara daring, Rabu (30/9).

Mengacu survei SMRC dari mulai bulan Juni 2016 sampai September 2020, warga yang setuju dengan isu kebangkitan PKI memang tidak mengalami banyak perubahan. 

Data SMRC, angkanya berada di kisaran 10-16 persen. Tertinggi pada Mei 2018 sekitar 16 persen dan terendah pada November 2016 dan Maret 2020 sekitar sepuluh persen. 

Pada dasarnya, kata Alissa, munculnya isu kebangkitan PKI terjadi secara musiman. Isu itu muncul pada periode Agustus atau September. Kemudian isu itu juga muncul jelang kontestasi politik atau terjadi konflik antara kelompok masyarakat dengan industri dam aparat keamanan.

"Jadi isu PKI ini musiman, musim Pilkada, musim kontekstual, dan (terjadi pada) Agustus atau September," beber putri sulung Presiden Keempat RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur itu.

Menurut Alissa, kebangkitan PKI menjadi propaganda yang tidak laku. Dia mengatakan itu setelah melihat temuan survei SMRC.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News