Lima Inisiatif Indonesia dalam Pertemuan Lingkungan Sedunia

Lima Inisiatif Indonesia dalam Pertemuan Lingkungan Sedunia
Perundingan Open-Ended Committee of Permanent Representatives (OECPR) yang diselenggarakan oleh Badan PBB untuk Urusan Lingkungan, United Nations Environnment Programme (UNEP). Foto: Humas KLHK

Pusat Gambut Tropis Internasional (ITPC) yang telah diinisiasi Indonesia merupakan salah satu pilar kerjasama pengelolaan gambut berkelanjutan. 

Pelestarian hutan bakau menjadi fokus dari Ranres ketiga yang diajukan oleh Indonesia. Hutan bakau memegang peranan yang sangat penting dalam menjaga garis pantai dari ancaman erosi dan tsunami, selain itu ekosistem hutan bakau juga menyimpan tingkat keanekaragaman hayati yang sangat tinggi, karena menjadi tempat berlindung bagi ratusan spesies, mulai dari ikan hingga burung.

Untuk itu, resolusi ini mendorong negara-negara untuk mencegah konversi, perusakan, dan eksploitasi yang berlebihan terhadap hutan bakau. 

Ranres keempat bertujuan untuk meningkatkan kerja sama internasional dalam perlindungan lingkungan laut.

Resolusi ini wujud dukungan nyata Indonesia dalam menindaklanjuti Deklarasi Bali mengenai Perlindungan Lingkungan Laut dari Aktivitas Darat, yang telah disepakati pada bulan Oktober tahun lalu.

Ranres ini mengajak negara-negara untuk bekerja sama mengembangkan Pusat Pengembangan Kapasitas yang akan didirikan oleh pemerintah di Bali. 

Ranres kelima yang disampaikan Indonesia dalam pertemuan adalah mengenai pengelolaan terumbu karang secara berkelanjutan.

Ranres ini akan menguatkan hasil pelaksanaan Resolusi UNEA-2 tentang terumbu karang yang telah memberikan pembelajaran dan rekomendasi kebijakan.

Indonesia ingin mendorong terbentuknya pusat pengembangan pola konsumsi dan produksi yang berkelanjutan pada tingkat negara.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News