Lima Negara Harus Waspada Teror

Jumlah hampir sama juga terdapat di negara-negara lain.
Selain imigran, anggota kelompok radikal tersebut berasal dari warga negara itu sendiri.
Mereka memang tidak pernah pergi ke negara-negara berkonflik yang dikuasai kelompok Negara Islam (ISIS).
Tapi, otak mereka terpengaruh oleh propaganda yang disebarkan ISIS melalui video-video yang mudah diakses melalui internet.
Kemungkinan, itulah yang terjadi pada Masood, pelaku teror London yang menabrakkan mobilnya ke arah pejalan kaki di Jembatan Westminster dan pagar gedung parlemen Inggris. Total 4 orang tewas karena aksinya.
Lembaga peneliti nonprofit Henry Jackson Society (HJS) juga menguatkan pernyataan tersebut.
Mereka mengungkapkan bahwa 50 persen ekstremis di Inggris diradikalkan via internet.
Dalam laporan yang berjudul Islamist Terrorism: Analysis of Offences and Attacks in the UK juga diungkapkan bahwa orang-orang yang diradikalkan kelompok ekstremis naik dua kali lipat dibandingkan lima tahun lalu.
Ternyata hanya beberapa jam sebelum teror London terjadi, Rob Wainwright yang mengepalai European Police Office (Europol) mengeluarkan peringatan
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit