Lima Negara Harus Waspada Teror

''Radikalisasi online memang meningkat dan penggunaan internet sebagai media untuk menyebarkan ekstremisme naik lebih dari dua kali lipat,'' ungkap penulis laporan Hannah Stuart.
Peneliti senior di HJS tersebut juga mengungkapkan bahwa laporan itu dibuat berdasar penelitian terhadap 269 orang yang tewas maupun dihukum karena tindak kejahatan terorisme di Inggris pada 1998-2015.
''Al Qaeda adalah yang pertama (menggunakan cara radikalisasi via online) dan kini Islamic State (IS) memimpin dalam penggunaan internet dan media sosial sebagai alat propaganda,'' tambah Stuart.
Hasil lainnya dari penelitian lembaga nonprofit yang berbasis di London itu terungkap bahwa 10 persen serangan teroris di Inggris dilakukan oleh lone wolves.
Yaitu, orang yang melakukan aksinya sendirian. Rata-rata satu di antara 10 pelaku teror pernah melihat video pemenggalan yang dilakukan militan yang dikenal dengan sebutan ISIS tersebut.
Birmingham menjadi salah satu pusat ekstremis di Inggris. Dari 269 orang yang diteliti HJS, sebanyak 39 orang berasal dari Birmingham.
Masood juga tinggal di kota itu. Sebanyak 213 ribu penduduk Birmingham beragama Islam.
Jika dikalkulasi, jumlahnya lebih dari seperlima keseluruhan populasi di kota yang terletak di wilayah West Midlands tersebut.
Ternyata hanya beberapa jam sebelum teror London terjadi, Rob Wainwright yang mengepalai European Police Office (Europol) mengeluarkan peringatan
- Berulah di Medsos, Donald Trump Pamer Fotonya Berpose ala Paus Vatikan
- Sekjen PBB Tegaskan Serangan Israel Pelanggaran Terhadap Kedaulatan Suriah
- Uni Eropa Mendesak Israel Segera Cabut Blokade & Buka Akses Bantuan ke Gaza
- Dukung Pernyataan Menlu Sugiono, Wakil Ketua MPR: ICJ Harus Hentikan Kejahatan Israel
- Irlandia Desak Israel segera Buka Blokade ke Gaza
- 2 Mei 1945 dan Kisah Muslim Pahlawan Pengibar Bendera Palu Arit