Lima Penderita DBD Meninggal Dunia di Jambi

Lima Penderita DBD Meninggal Dunia di Jambi
Pasien DBD. ILUSTRASI. Foto: Dok. Radar Gresik/JPNN.com

Terkait penyebab meninggalnya sendiri Samsiran menjelaskan jika pasien terkena DSS DBD, memang sulit untuk menyembuhkan. Karena menurutnya sistem kekebalan tubuh sangat lemah. Sementara jika terlambat membawa ke RS, juga akan berakibat fatal dan menyebabkan pasien meninggal dunia. Untuk obat DBD baru sendiri dia menyebut memang tidak ada jenis baru. Karena DBD merupakan penyakit yang disebabkan virus.

“Jadi kalau sudah terhenti virusnya akan sehat kembali, kita juga tidak dapat obat jenis baru untuk sekarang,” sampainya.

Dia juga mengatakan, jika memasuki musim hujan, memang selalu terjadi peningkatan jumlah kasus DBD. Ini disebabkan karena penumpukan sampah yang dibuang sembarangan, kemudian menampung air hujan setiap hari.“Apalagi botol air mineral. Karena nyamuk demam berdarah ini suka di genangan air yang bersih,” katanya.

Selebihnya pihaknya juga menghimbau agar masyarakat tidak mengandalkan fogging untuk membasmi nyamuk demam berdarah atau Aedes Aigepty. Karena terlalu sering fogging, akan meningkatkan resistensi nyamuk terhadap obat itu. Sehingga nyamuk akan kebal terhadap fogging.

Yang paling efektif, adalah pencegahan dilakukan oleh masing-masing masyarakat. Yakni dengan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan cara Menguras, Menutup, dan Mengubur (3M) Plus. Plus, artinya dengan melakukan upaya lain, seperti memasang kelambu ketika tidur atau memelihara ikan yang bisa memakan jentik-jentik nyamuk.“Makanya fogging tidak dianjurkan. Yang paling efektif adalah PSN dengan cara 3M Plus,” sampainya.

Sebelumnya untuk data tahun lalu sendiri tercatat sebanyak 802 kasus DBD . Dengan rincian pada bulan Januari tercatat sebanyak 95 kasus, bulan Februari 51 kasus, Maret 45 kasus, April 51 kasus, Mei 49 kasus, Juni 38 kasus, Juli 34 kasus, Agustus 86 kasus, September 82 kasus, Oktober 74 kasus dengan 1 kasus meninggal, November 102 kasus dan Desember 95 kasus serta 1 meninggal.

Di bagian lain, pantauan koran ini di RS H Abdul Manap Kota Jambi, rata-rata per hari ada satu pasien DBD yang menjalani rawat inap. Berdasarkan data, pada Januari ada 21 orang penderita DBD yang menjalani rawat inap di RS HAM, sementara Februari hingga tanggal 23 ada sebanyak 15 pasien.

“Pasiennya tidak terlalu banyak, rata-rata sehari ada 1 pasien. Tidak sampai kamar penuh karena penderita DBD,” kata dr Yulinda, Kabid Pelayanan RSUD HAM.

Sejumlah rumah sakit di Kota Jambi banyak menangani pasien Demam Berdarah Dengue (DBD). Dominan penderitanya adalah anak-anak. Bahkan, di Provinsi Jambi, ada 5 penderita yang meninggal dunia akibat DBD.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News