Lindungi Petani dari Produk Impor

"Dulu zaman saya waktu kecil, banyak namanya soun. Soun itu terbuat dari singkong. Kenapa sekarang dipaksain pakai mie, pakai gandum. Zaman kecil saya, gula aren, gula jawa begitu banyak. Emang kita mati kalu nggak impor gula. Kan nggak?" ungkapnya.
Dengan usaha pabrik gulanya, Kamajaya dikenal dekat dengan petani. Karena pabrik gulanya yang dioperasikan berasal dari 100 persen tebu kebun plasma milik petani.
"Padahal Indonesia punya hamparan tanaman kelapa terbesar di dunia. Jadi palm sugar punya potensial for manufacturing luar biasa besar. Kenapa sekarang gula dirafinasikan. Bayangkan kalau kita punya gula jawa, gula aren itu meledak, kita bisa ekspor kemana-mana," sambungnya optimis.
Makanya dia berharap, petani harus dikasihani. Karena kondisi hidup mereka sudah sangat susah. "Sementara orang yang namanya dagang, sesusah apapun, yang namanya pengusaha jauh lebih baik kondisinya. Intinya harus bisa berbagi hidup ini. Itu saja," tegas Kamajaya. (awa/jpnn)
Tak mengherankan jika saat ini banyak petani ingin beralih profesi lain. Salah satu alasannya karena kehidupan petani saat ini sangat memprihatinkan.
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
- Kini Indonesia Punya Mobil Listrik Merek Nasional, Begini Penampilannya
- Bea Cukai Tingkatkan Pengawasan di Sektor Kepabeanan Lewat Kolaborasi Lintas Instansi
- Waka MPR Eddy Soeparno Optimistis MBG hingga Kopdes Merah Putih Bikin Ekonomi Tumbuh
- Prabowo Bakal Wujudkan Swasembada BBM di Indonesia
- UMKM Binaan PT Pertamina Patra Niaga Jadi Penjaga Warisan Batik Tulis Tasikmalaya
- Konsumsi Keju di Indonesia Rendah, Prochiz Gencar Mengedukasi Masyarakat