Listrik Atap

Oleh: Dahlan Iskan

Listrik Atap
Dahlan Iskan (Disway). Foto: Ricardo/JPNN.com

Bukan lagi lithium-ion. Density-nya lebih tinggi dan waktu charging-nya lebih singkat.

Saya lihat modelnya-pun cantik. Saya sudah memesan dua unit agar jadi orang pertama di Surabaya yang memilikinya.

Di Indonesia, tiap dirut PLN ternyata punya tantangannya sendiri. Yang terberat sekarang ini: transisi ke green energy.

Itu sudah menjadi komitmen pemerintah kepada dunia. Komitmen itu harus dilewatkan PLN.

Pemerintah lewat kementerian ESDM, mengontrol PLN agar komitmen itu dilaksanakan.

Bagi PLN itu ibarat diberi senjata berburu tetapi bisa menembak kakinya sendiri.

Misalnya, pemerintah menerbitkan aturan baru: membuka selebar-lebarnya investasi green energy. PLN diwajibkan menerima listrik green energy itu. Harus membeli. Pun dengan harga lebih mahal dari harga jual listrik PLN ke konsumen.

Demikian juga atap-atap pabrik diizinkan ditumpangi panel surya. Listriknya bisa dipakai pabrik itu. Pemakaian listrik dari PLN pun menurun.

Jangan-jangan ke depan PLN lebih menjadi perusahaan jaringan kabel listrik. Listrik siapa saja boleh lewat di situ. Bayar. Seperti mobil lewat di jalan tol.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News