Lockdown di China Makin Ekstrem, Pemerintah Segel Gerbang Permukiman

Lockdown di China Makin Ekstrem, Pemerintah Segel Gerbang Permukiman
Sejumlah petugas medis dan personel keamanan mendadak dikerahkan ke salah satu kawasan permukiman di Distrik Chaoyang, Beijing, China, pada Minggu (24/4/2022) setelah dalam dua hari terakhir ditemukan 20 kasus positif. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Otoritas kesehatan Beijing memperketat pergerakan warga setelah dalam dua hari terakhir ditemukan 20 kasus positif COVID-19 di wilayah ibu kota China itu.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing menyebutkan beberapa kasus positif ditemukan di tiga distrik, yakni Chaoyang, Shunyi, dan Fangshan.

Tes PCR secara massal dan investigasi dilakukan lebih lanjut karena kemungkinan akan ditemukan beberapa kasus lagi, demikian pernyataan CDC yang dipantau ANTARA Beijing, Minggu.

Dari 20 kasus positif, sebanyak 10 kasus di antaranya ditemukan di satu sekolahan di Distrik Chaoyang. Sekolah tersebut langsung ditutup selama tujuh hari mulai Jumat (22/4).

Murid dan guru di semua sekolahan di distrik terluas di Beijing itu diwajibkan melakukan tes PCR tiga kali dalam sepekan.

Sejumlah petugas medis berpakaian APD dan personel keamanan berseragam dikerahkan ke beberapa kawasan permukiman.

Sempat terjadi keributan antara petugas dengan warga yang tiba-tiba mendapati akses utama menuju kompleks apartemen mendadak dikunci, bahkan gerbang kompleks ada yang langsung dilas tanpa pemberitahuan terlebih dulu.

Sebagian warga, sementara itu, juga ada yang bersiap menghadapi situasi tersebut dengan menyediakan kebutuhan pokok untuk beberapa hari ke depan.

China menerapkan lockdown ekstrem untuk mencegah warga zona merah Covid-19 berkeliaran, salah satunya di Beijing

Sumber Antara

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News