Lockdown di China Makin Ekstrem, Pemerintah Segel Gerbang Permukiman

jpnn.com, BEIJING - Otoritas kesehatan Beijing memperketat pergerakan warga setelah dalam dua hari terakhir ditemukan 20 kasus positif COVID-19 di wilayah ibu kota China itu.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Menular (CDC) Kota Beijing menyebutkan beberapa kasus positif ditemukan di tiga distrik, yakni Chaoyang, Shunyi, dan Fangshan.
Tes PCR secara massal dan investigasi dilakukan lebih lanjut karena kemungkinan akan ditemukan beberapa kasus lagi, demikian pernyataan CDC yang dipantau ANTARA Beijing, Minggu.
Dari 20 kasus positif, sebanyak 10 kasus di antaranya ditemukan di satu sekolahan di Distrik Chaoyang. Sekolah tersebut langsung ditutup selama tujuh hari mulai Jumat (22/4).
Murid dan guru di semua sekolahan di distrik terluas di Beijing itu diwajibkan melakukan tes PCR tiga kali dalam sepekan.
Sejumlah petugas medis berpakaian APD dan personel keamanan berseragam dikerahkan ke beberapa kawasan permukiman.
Sempat terjadi keributan antara petugas dengan warga yang tiba-tiba mendapati akses utama menuju kompleks apartemen mendadak dikunci, bahkan gerbang kompleks ada yang langsung dilas tanpa pemberitahuan terlebih dulu.
Sebagian warga, sementara itu, juga ada yang bersiap menghadapi situasi tersebut dengan menyediakan kebutuhan pokok untuk beberapa hari ke depan.
China menerapkan lockdown ekstrem untuk mencegah warga zona merah Covid-19 berkeliaran, salah satunya di Beijing
- Hasil Semifinal Sudirman Cup 2025: China Mengerikan, Jepang Hancur
- Temui Wamen Guo Fang, Waka MPR Eddy Soeparno Bahas Pengembangan Energi Terbarukan
- Perang Dagang China-AS, Prabowo Bimbang Keduanya Teman Baik
- Kunjungan Xi Jinping ke 3 Negara ASEAN Menegaskan Prioritas China
- Prabowo Sebut Indonesia Netral Menyikapi Perang Dagang AS-China
- Rupiah Ditutup Menguat Jadi Sebegini