Lockdown Diperpanjang, Pengusaha Asal Indonesia di Melbourne Mencoba Bertahan

Bantuan lainnya, kata Chris, yaitu berupa skema 'JobKeeper' dari Pemerintah Federal Australia, yang menurutnya "sama dengan kita digaji pemerintah".
"Yang ketiga, yaitu bantuan dari Pemerintah Victoria, kita mendapatkan paket bantuan bisnis, yang pertama kami dapatkan 10.000 dolar, terus sekarang kami ajukan yang kedua," ujar Chris yang memulai usahanya di Melbourne sejak tahun 2010.
Untuk yang paket bantuan bisnis, kata Chris, persyaratan yang diminta di antaranya harus mempekerjakan karyawan terhitung dari 30 Juni 2020, gaji tahunan harus di bawah 3 juta dolar, harus register GST (pajak pertambahan nilai), serta mempunyai ABN (nomor izin usaha).
Seorang pengusaha tur dan travel Dyah Bazerghi juga mengaku mendapatkan bantuan dari pemerintah karena usahanya sangat terpengaruh selama 'lockdown' yang diperpanjang di Melbourne.

Menurut dia, paket bantuan bisnis juga mensyaratkan adanya penurunan penjualan minimal 30 persen dibandingkan tahun lalu.
Dyah mengaku tahun lalu di bulan Mei hingga Juli total pelanggannya bisa mencapai 1.500 orang dan ia mengatakan "kewalahan" saat liburan sekolah.
Hal ini disebabkan karena meningkatnya jumlah pelancong dari Indonesia yang ingin ke luar negeri, juga disertai keinginan untuk didampingi 'tour guide' dari Indonesia.
Perpanjangan lockdown di negara bagian Victoria, Australia, mulai berlaku hari Senin ini (14/09) bersamaan dengan peluncuran paket baru bantuan bisnis senilai $3 miliar, atau sekitar Rp30 triliun
- Partai Buruh Menang Pemilu Australia, Anthony Albanese Tetap Jadi PM
- Korea Selatan dan Australia Ramaikan Semarang Night Carnival 2025
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS