Lokasi Pembunuhan Massal Penduduk Aborigin di Queensland Kembali ke Tangan Pemiliknya

Lokasi Pembunuhan Massal Penduduk Aborigin di Queensland Kembali ke Tangan Pemiliknya
Tokoh masyarakat Aborigin Sally Vea Vea menyatakan pengembalian tanah ke tangan penduduk asli tak bisa dinilai dengan uang. (ABC Capricornia: Erin Semmler)

Nenek moyang Sally Vea Vea diusir dari tanahnya di salah satu sisi pegunungan di Queensland tengah, Australia. Bersama ratusan penduduk Aborigin lainnya, mereka kemudian dibantai di kaki bukit sekitarnya.

Peringatan: Artikel ini berisi informasi yang mungkin membuat pembaca merasa tertekan.

Aunty Sally, demikian pemuka suku Darumbal ini kerap disapa, menyebutkan lebih dari 300 penduduk sukunya terbunuh di sekitar Gai-i, dekat Yeppoon, lebih seabad yang lalu.

"Itu semua bagian dari Perang di Garis Depan (Frontier Wars)," ujarnya.

"Para pemukim (Eropa) yang datang di sini, menjadikannya seperti olahraga Minggu sore. Mereka keluar dan menembaki penduduk kulit hitam," tutur Aunty Sally.

Beberapa lokasi tanah di sekitar puncak pegunungan yang sebelumnya dikenal sebagai Gunung Wheeler dikembalikan ke suku Darumbal 15 tahun lalu.

Namun ada sebidang tanah seluas 13 hektar yang tetap dikelola bersama oleh Departemen Sumber Daya Queensland dan penjaga tradisional.

"Tanah inilah yang kami inginkan sejak awal," kata Aunty Sally.

Pada awal tahun 1900-an, 300 penduduk Aborigin dibantai oleh pemukim Eropa di sebuah gunung dekat Yeppoon, Queensland

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News