Lokasi Pembunuhan Massal Penduduk Aborigin di Queensland Kembali ke Tangan Pemiliknya
"Kami selalu berharap tempat pembantaian ini dikembalikan namun kami tidak mendapatkannya," jelasnya seraya menyebutkan tanah ini dianeksasi pada 2007.
"Hari ini kami mendapatkan kembali apa yang telah diambil pemerintah dari kami," ucapnya.
Pekan ini, warga suku yang merupakan pemegang hak tanah itu merayakan upacara penyerahan yang ditandai dengan pendirian tugu.
"Ini hari yang emosional buat kami," ujar Aunty Sally.
"Kami senang mendapatkan kembali tanah ini, tapi masih banyak orang yang tidak setuju bila kami memiliki tanah ini," tambahnya.
Mendorong rekonsiliasi
Pemuka suka lainnya, Bill Mann, turut menyambut puluhan tamu yang hadir dalam upacara asap tersebut.
"Ini sejarah. Setelah bekerja di sini sejak pengambilalihan pada 2007, kami layak mendapatkannya kembali," katanya.
"Itu milik kami tapi tidak bisa mengklaimnya," tambah Uncle Bill, panggilan akrabnya.
Pada awal tahun 1900-an, 300 penduduk Aborigin dibantai oleh pemukim Eropa di sebuah gunung dekat Yeppoon, Queensland
- Tanggapan Warga Diaspora Indonesia dan Pelaku Jastip Tentang Aturan Barang Bawaan Impor
- Dunia Hari Ini: TPN Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Ganjar di MK Akan Kalah
- Dunia Hari Ini: Jutaan Warga India Merayakan Festival Holi
- Beredar Surat Peringatan untuk Warga di Wilayah Pembangunan IKN, Bikin Kaget
- Dunia Hari Ini: Petani di Inggris Berdemo dengan Konvoi Traktor ke Pusat London
- Dunia Hari Ini: Israel Menyerang Lagi Dua Rumah Sakit di Gaza