Lokasi Pembunuhan Massal Penduduk Aborigin di Queensland Kembali ke Tangan Pemiliknya

Ia berharap serah terima tanah ini akan mendorong penyembuhan dan rekonsiliasi, terutama untuk generasi berikutnya.
"Saya percaya mereka bisa melakukannya dengan baik. Proses ini akan berlangsung selama tiga, empat generasi ke depan," ucapnya.
"Generasi mendatang saya harapkan yang terbaik untuk mereka," katanya.
Seorang remaja suku Darumbal, Anastasia, mengaku belajar tentang sejarah leluhurnya adalah pengalaman mengharukan.
"Saya sebenarnya tidak tahu apa-apa tentang pembantaian itu. Sekarang saya jadi tahu," katanya.
Jael, remaja lainnya, mengaku bangga bisa mendapatkan ilmu yang diturunkan dari neneknya, Aunty Sally.
"Dia mengajari kami tentang tanah, tentang pembantaian, dan bagaimana air terjun itu sangat istimewa bagi kaum wanita," kata Jael.
Sementara Walali Hatfield (10 tahun) mengaku bangga menyaksikan penyerahan kembali tanah mereka.
Pada awal tahun 1900-an, 300 penduduk Aborigin dibantai oleh pemukim Eropa di sebuah gunung dekat Yeppoon, Queensland
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas
- Dunia Hari Ini: Siswa SMA Prancis Ditangkap Setelah Menikam Teman Sekelasnya