Lokasi Pembunuhan Massal Penduduk Aborigin di Queensland Kembali ke Tangan Pemiliknya

Lokasi Pembunuhan Massal Penduduk Aborigin di Queensland Kembali ke Tangan Pemiliknya
Tokoh masyarakat Aborigin Sally Vea Vea menyatakan pengembalian tanah ke tangan penduduk asli tak bisa dinilai dengan uang. (ABC Capricornia: Erin Semmler)

"Hal ini sangat penting bagi semua orang dan warga suku Darumbal," katanya.

Mike Kaiser dari Departemen Sumber Daya Queensland menghadiri upacara bersama anggota parlemen Brittany Lauga dan Walikota Livingstone Andy Irlandia.

"Kami menjalankan perintah Undang-Undang Tanah Aborigin 1991 dan di UU itulah kami bisa memberikan keadilan bagi orang Aborigin dengan mengembalikan tanah kepada pemiliknya yang sah," kata Mike Kaiser.

Ia menyebut porses penyerahan hak tanah seperti ini bisa sangat rumit.

"Kami berusaha mempercepatnya, karena kami tahu orang Aborigin merasakan keadilan yang mendalam ketika tanah mereka bisa dikembali kepada mereka," tuturnya.

Meskipun usaha pengembalian ini berlangsung lama, namun pemuka suku menganggapnya sangat penting untuk leluhur mereka.

"Saya tahu kami telah berbuat yang benar untuk orang-orang tua kami, yang roh-rohnya masih hidup di tanah ini," ujar Aunty Sally.

 

Pada awal tahun 1900-an, 300 penduduk Aborigin dibantai oleh pemukim Eropa di sebuah gunung dekat Yeppoon, Queensland

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News