Lompat Tali Berpotensi Jadi Cabor Olimpiade di Masa Depan

"Sangat mengasyikkan, senang bisa menghabiskan waktu bersama mereka, bisa tertawa bersama," kata Murray Norman.
Ia pertama kali ikut kompetisi saat salah seorang peserta tidak hadir.
Namun kemudian dia tertarik untuk lebih serius terlibat karena komitmen anak-anaknya dalam cabang olahraga tersebut.
"Bagus sekali, mereka malah mengajari saya hal-hal yang tidak bisa saya lakukan dan tetap sabar mengajarkan saya supaya saya bisa melakukannya," kata Murray Norman.
Perlu kekuatan mental
Para atlet yang bertanding di kejuaraan dunia lompat tali ini bertanding dalam nomor gaya bebas, kecepatan, Double Dutch dan nomor beregu.
Pada hari kedua kejuaraan, Tom Norman menyabet medali perunggu di nomor kecepatan etafet tim 4x30 dan medali emas di nomor beregu pasangan campuran Double Dutch untuk usia 19 tahun ke atas.
Tom berlatih lompat tali ini di sela-sela kegiatannya sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Pertanian di Charles Sturt University di Wagga Wagga, sekitar 460 km dari Sydney.
Dia mengatakan selain kebugaran fisik, kekuatan mental juga sama pentingnya dalam pertandingan.
Keluarga Norman asal Australia sedang bertanding di kejuaraan dunia lompat tali di Amerika Serikat
- Dunia Hari Ini: Israel Berlakukan Keadaan Darurat Akibat Kebakaran Hutan
- Dunia Hari Ini: Amerika Serikat Sepakat untuk Membangun Kembali Ukraina
- Dunia Hari Ini: Pakistan Tuding India Rencanakan Serangan Militer ke Negaranya
- Dunia Hari Ini: PM Terpilih Kanada Minta Waspadai Ancaman AS
- Perbasi Berharap Timnas 3x3 Indonesia Tembus Olimpiade LA 2028, Begini Strateginya
- Dunia Hari Ini: Sebuah Mobil Tabrak Festival di Kanada, 11 Orang Tewas