Lompat Tali Berpotensi Jadi Cabor Olimpiade di Masa Depan
"Sangat mengasyikkan, senang bisa menghabiskan waktu bersama mereka, bisa tertawa bersama," kata Murray Norman.
Ia pertama kali ikut kompetisi saat salah seorang peserta tidak hadir.
Namun kemudian dia tertarik untuk lebih serius terlibat karena komitmen anak-anaknya dalam cabang olahraga tersebut.
"Bagus sekali, mereka malah mengajari saya hal-hal yang tidak bisa saya lakukan dan tetap sabar mengajarkan saya supaya saya bisa melakukannya," kata Murray Norman.
Perlu kekuatan mental
Para atlet yang bertanding di kejuaraan dunia lompat tali ini bertanding dalam nomor gaya bebas, kecepatan, Double Dutch dan nomor beregu.
Pada hari kedua kejuaraan, Tom Norman menyabet medali perunggu di nomor kecepatan etafet tim 4x30 dan medali emas di nomor beregu pasangan campuran Double Dutch untuk usia 19 tahun ke atas.
Tom berlatih lompat tali ini di sela-sela kegiatannya sebagai mahasiswa jurusan Ilmu Pertanian di Charles Sturt University di Wagga Wagga, sekitar 460 km dari Sydney.
Dia mengatakan selain kebugaran fisik, kekuatan mental juga sama pentingnya dalam pertandingan.
Keluarga Norman asal Australia sedang bertanding di kejuaraan dunia lompat tali di Amerika Serikat
- Di Balik Gagasan Penerbit Indie yang Semakin Berkembang di Indonesia
- Dunia Hari Ini: 26 Tahun Hilang, Pria Aljazair Ini Ditemukan di Ruang Bawah Tanah Tetangga
- Dunia Hari Ini: PM Slovakia Ditembak Sebagai Upaya Pembunuhan Bermuatan Politik
- Ramai-Ramai Tolak RUU Penyiaran: Makin Dilarang, Makin Berkarya
- Dunia Hari Ini: Aktivis Thailand Meninggal Setelah Mogok Makan di Penjara
- Tanggapan Mahasiswa Asing Soal Rencana Australia Membatasi Jumlah Mereka