LSI Denny JA Umumkan Presentasi Kemenangan 10 Provinsi

LSI Denny JA Umumkan Presentasi Kemenangan 10 Provinsi
Pilkada Serentak 2018. Foto: JPG

Di samping, lanjut Toto, tentu juga tak dipungkiri adanya faktor sumbangan kemasan program yang cerdas dan massif dari pasangan ASYIK.

Mulai dari mesin partai PKS sampai ke aneka testimoni sejumlah tokoh agama yang terang-terangan mengajak memilih pasangan nomor urut 3 seperti dari ustad Arifin Ilham, Mamah Dedeh dan lainnya.

Kenapa limpahan suara lebih banyak ke ASYIK, tidak ke HASANAH nomor urut 2? Hal itu, menurut Toto, lebih karena pasangan ASYIK dianggap yang paling minimal resistensinya ketimbang HASANAH.

“Kalau melihat dari tracking survey LSI pada Maret dan Juni, kedua pasang, RINDU dan Dua DM ini memang mengalami tren penurunan. RINDU yang pada Maret 39% dan turun pada Juni ke 38%, lalu turun lagi ke 32% pada quick count kemarin. Begitu juga Dua DM yang andalan pengumpul suaranya ada di Dedi Mulyadi, karena Deddy Mizwar sudah mentok, terjadi penurunan cukup drastis karena dua isu tadi,” ungkapnya.

Toto menegaskan, jika merujuk pada data survei, sekali lagi, siapa yang potensial menang dan kalah itu sudah bisa diprediksi.

Soal terjadinya kasus kenaikan dan penurunan suara masing-masing calon pasti ada sebab dan alasannya yang logis seperti kasus Jawa Barat.

"Biasanya, hasil survey berbeda dengan hasil quick count karena dua faktor. Pertama, terjadi money politic.Kedua, jika ada tsunami politik seperti terkena kasus hukum dengan ditangkap KPK, isu perselingkuhan, serangan negative campaign terhadap personal figure dan lain-lain. Namun, semua itu akan sangat tergantung kepada seberapa publik tahu dan yakin terhadap isu tersebut," pungkasnya. (flo/jpnn)


Berdasarkan hasil survei setiap pasangan yang berpotensi menang dan kalah di Pilkada Serentak 2018 sudah bisa diprediksi.


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News