Luar Biasa! Misteri Mahkota Matahari, Terlihat Menjulur

Luar Biasa! Misteri Mahkota Matahari, Terlihat Menjulur
INDAH : Gerhana matahari terlihat diantara sela-sela stupa di Candi Borobudur Kabupaten Magelang Jawa Tengah, kemarin. Meski bukan gerhana total fenomena alam ini mengundang banyak turis untuk ikut mengabadikannya. Foto: MUKHTAR LUTFI/Radar Semarang/JPG

jpnn.com - PALU - Setelah melakukan pengamatan gerhana matahari total kemarin (9/3), para ilmuwan akan meneliti hasil temuan mereka di lapangan. Salah satu objek yang menarik ditelaah adalah kondisi korona atau lapisan terluar matahari.

Ketua Tim Peneliti Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan) di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, Agustinus Gunawan Admiranto menyatakan, tim yang dipimpinnya berhasil merekam aktivitas korona. Sebab, saat GMT terjadi, langit Pantai Parigi betul-betul bersih dari awan.

Dalam pengamatan kemarin, Agustinus mengungkapkan, lapisan terluar matahari tersebut terlihat menjulur dari matahari. 

’’Penampakannya seperti pendaran cahaya yang keluar dari piringan gelap matahari. Keindahan itulah yang membuat lapisan tersebut diberi nama korona atau mahkota matahari,’’ jelasnya. 

Agustinus menjelaskan, lapisan korona tersusun dari ion-ion yang terperangkap medan magnetis matahari. Gabungan ion dan medan magnetis itu lazim disebut plasma. Plasma merupakan fasa benda keempat setelah padat, cair, dan gas. Suhu korona diketahui mencapai 1 juta Kelvin. Korona hanya bisa dilihat saat gerhana matahari total.

Setelah merekam korona, tim Lapan yang meneliti di Parigi Moutong akan membawa hasil temuan mereka ke kantor pusat. Setelah itu, mereka membandingkan temuan tersebut dengan temuan tim peneliti di lokasi lain di Indonesia. ’’Mungkin ada perbedaan dari hasil analisis yang dilakukan antar peneliti,’’ kata Agustinus.

Setelah dianalisis, hasil penelitian terhadap GMT kemarin dibawa ke simposium internasional Mei mendatang. ’’Dalam forum itu, hasil penelitian Lapan akan dipresentasikan di depan ahli astronomi dunia,’’ terangnya.

Diharapkan, informasi yang didapat dari GMT kemarin bisa menjawab pertanyaan bertautan dengan produksi energi di matahari, produksi panas di korona, serta perubahan magnet matahari yang tak bisa dilakukan di ruang angkasa, tetapi harus diamati di permukaan bumi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News