Luar Negeri Berang, Dalam Negeri Mengecam

Luar Negeri Berang, Dalam Negeri Mengecam
Luar Negeri Berang, Dalam Negeri Mengecam

Hanya Pamer, Bukan Perang

Pencetus ADIZ, tampaknya, telah memperhitungkan dengan baik dampak penerapan zona terbatas tersebut. Termasuk, ujian bernada mencibir dari AS, Jepang, dan Korsel tersebut. Namun, pemerintahan Xi mungkin tidak akan pernah menyangka jika reaksi masyarakat dalam negeri bakal sekeras itu. Melalui media sosial, masyarakat mengecam pemerintah yang mereka anggap melempem.

Hannah Beech dari Time menyatakan bahwa kebijakan Xi terkait dengan ADIZ tersebut memang tidak bertujuan untuk memantik perang. Menurut dia, pengganti Presiden Hu Jintao itu hanya ingin memamerkan kekuatan. Di satu sisi, Xi ingin menunjukkan kepada dunia bahwa kepemimpinannya layak diperhitungkan. Sebab, dia pun tidak segan berkonfrontasi dengan negara lain. Apalagi, militer Tiongkok semakin kuat.

Di sisi lain, menurut Beech, Xi berusaha menunjukkan kepada rakyatnya bahwa dirinya bukan produk liberal yang lembek dalam menghadapi Barat. Saat mencanangkan ADIZ, pemimpin 60 tahun itu memang sempat menuai pujian dari dalam negeri. Tetapi, pujian tersebut segera berubah menjadi cacian ketika dia tidak mengambil tindakan apa pun terhadap pesawat-pesawat militer AS, Jepang, dan Korsel yang menerobos ADIZ.

Dalam edisi cetaknya kemarin (30/11), The Economist mengungkapkan bahwa ketegangan Jepang dan Tiongkok itu tidak ubahnya hormon testosteron remaja. Tiongkok, menurut media tersebut, adalah remaja yang tidak menyadari akibat letupan hormonnya. Tanpa memperhitungkan kekuatan, Beijing nekat menerapkan ADIZ. Begitu dampak kebijakan itu membangkitkan amarah AS, Tiongkok pun menciut.

Apalagi, sejak awal AS menegaskan bahwa mereka akan berada di belakang Jepang bila konflik di Laut Tiongkok Timur tersebut sampai melahirkan perang. Pernyataan AS itu pun langsung membentuk front pro-Jepang. Negara-negara tetangga Tiongkok yang kebetulan terlibat sengketa wilayah dengan Beijing langsung mengidentifikasi diri mereka sebagai kelompok pro-Jepang. Salah satunya adalah Korsel.

’’Kalau (kebijakan ADIZ) ini memang bagian dari trik Xi, Tiongkok berada dalam bahaya. Asia Timur belum pernah menjadi panggung unjuk gigi dua kekuatan besar sekaligus. Biasanya, dominasi Jepang dan Tiongkok muncul bergantian,’’ terang The Economist. Kali ini Jepang dan Tiongkok sama-sama pamer kekuatan. Tetapi, ketegangan yang tercipta diramalkan tidak akan sampai memicu perang.

Sekali lagi, AS bakal memainkan peran penting. Pekan ini Wakil Presiden Joe Biden melawat Asia. Dia akan mengunjungi Tiongkok dan menemui Xi. Media menyatakan bahwa hubungan dua tokoh tersebut cukup dekat. Sebelum Biden menjadi wakil presiden dan Xi menjadi presiden, dua politikus itu saling mengenal secara baik. Dunia berharap Biden bisa meredam ambisi Xi dan meredakan ketegangan Laut Tiongkok Timur. (The Time/The Economist/hep/c14/dos)


KETEGANGAN menyelimuti Laut Tiongkok Timur selama lebih dari sepekan terakhir. Jepang dan Tiongkok, yang memperebutkan Kepulauan Senkaku atau Kepulauan


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News