Lucius Karus: Publik Harus Ikut Soroti Kinerja Pansel Capim KPK

Lucius Karus: Publik Harus Ikut Soroti Kinerja Pansel Capim KPK
Peneliti Formappi, Lucius Karus. FOTO: Radar Bandung/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus merasa panitia seleksi calon pimpinan (pansel capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkesan tidak adil ketika menjalankan kerjanya.

Pansel capim KPK tampak bersahabat dengan sosok pelamar yang berasal dari Kepolisian, Kejaksaan, dan TNI. Di sisi lain, pansel capim KPK tidak terkesan akrab dengan sosok pelamar di luar tiga instansi tersebut.

BACA JUGA: Dua ASN Koruptor Belum Dipecat, Begini Penjelasan Gubernur Riau

"Persoalan seleksi calon pimpinan KPK, pansel KPK ini tampak ramah pada kehadiran polisi, jaksa, dan tentara. Seolah-olah dari lembaga-lembaga itu bisa membawa lembaga (KPK) jadi kuat," kata Lucius di dalam diskusi Vox Point Indonesia dengan tema "KPK di Persimpangan Jalan?" di Jakarta Pusat, Jumat (5/7).

Menurut Lucius, cap buruk diterima pansel capim KPK ketika mengesankan diri bersahabat ke polisi, TNI, dan jaksa. Pansel capim KPK akan dikesankan publik terjebak paradigma Orde Baru, ketika bersahabat dengan Kepolisian, Kejaksaan, dan TNI.

"Jadi seperti (anggapan) orang-orang yang hidup di era Orde Baru bahwa pembawa senjata (harus) dapat kontrol," ucap dia.

BACA JUGA: Liga 1 2019: Tim Besutan Rahmad Darmawan Tebar Ancaman, Arema FC Bangkit

Ke depan, Lucius berharap, rakyat mau memelototi kerja pansel capim KPK. Jangan sampai pimpinan KPK yang terpilih untuk periode 2019-2023, mayoritas diisi dari kalangan kepolisian, jaksa, dan TNI.

Peneliti Forum Masyarakat Peduli Parlemen (Formappi) Lucius Karus merasa panitia seleksi calon pimpinan (pansel capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkesan tidak adil ketika menjalankan kerjanya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News